Muatan kebijaksanaan hati ada dalam diri Yesus Kristus, Allah yang adalah kasih. Setiap orang yang hidup dalam kasih, dia hidup dalam Allah dan Allah hidup dalam dia. Dimana saja kasih itu ada dan hidup dalam setiap manusia, entah kristiani atau tidak, Allah ada di sana. Sang Kebijaksanaan terekspresi dalam kasih. Deus caritas est, nyata dalam seluruh hidup Yesus.
Demikian disampaikan Uskup Agung Medan Mgr. Kornelius Sipayung OFMCap dalam kotbahnya pada perayaan ekaristi membuka Pekan Hari Komunikasi Sosial Nasional (PKSN) XI di Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, Sumatera Utara, Kamis (06/06/2024).
“Pada akhirnya saya sampai pada kesimpulan bahwa Allah-lah Sang Kebijaksanaan Hati. Kita mempunyai beberapa kitab yang digolongkan dalam rumpun sastra kebijaksanaan. Kitab-kitab sastra kebijaksanaan ini sampai pada kesimpulan bahwa Sang Bijak memanifetasikan diri dalam orang-orang bijak yang pernah diutus Allah ke dunia. Pada awalnya adalah para pemimpin karismatis seperti Musa, Harun, kemudian para nabi. Puncak kebijakasanaan itu adalah sabda menjelma menjadi manusia, hadir dalam diri Yesus Kristus,”ujar Ketua Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI) ini.
Muatan dari kebijaksanaan itu nyata, bisa dilihat dari Sabda Bahagia Yesus sendiri, kata Uskup. Apa yang khas dari Sabda Bahagia versi Matius menyajikan biografi batin Yesus yang terselubung. “Nyata, ketika dikatakan berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Penginjil di kesempatan lain mengenalkan Yesus sebagai dia yang tidak punya tempat untuk meletakkan kepala. Dia juga dikenalkan sebagai pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Orang yang suci hatinya. Dan karenanya tiada henti melihat Allah,”ujar Uskup Kornel.
Menurut Uskup, Yesus disebut berbahagia karena kualitas untuk berbahagia sebagaimana disebut dalam sabda bahagia ada dalam dirinya. Kualitas yang disebut sebagai syarat agar mendapat kebahagiaan versi Matius, kata Uskup, sungguh nyata dalam diri Yesus yang miskin, murah hati, suci hati, lapar dan haus akan kebenaran, dan membawa damai. “Bahkan dianiaya karena memperjuangkan Kerajaan Allah. Inilah kebijaksanan hati,”ujar mantan Provinsial Kapusin ini.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI