MIRIFICA.NEWS, AGATS – “Umat di Agats tidak kalah kreatif!” Demikian semangat yang dibawa sejak awal workshop audio visual untuk Keuskupan Agats-Asmat, hari ini. Bersama Kevin Sanly Putera, tim Komsos KWI dan Ignasius Christopher Adisurya, tim Komsos Keuskupan Bandung, berbagai lapisan umat Agats-Asmat belajar tentang teknik fotografi dan videografi, lalu langsung mempraktikkan pembuatan video kilat.
Bertempat di Aula Keuskupan Agats-Asmat, pelatihan yang dimulai 09.00 WIT ini berlangsung meriah. Hal ini dibuktikan dari tawa dan pertanyaan peserta yang mengalir deras bahkan sejak sesi pertama. Dibawakan Kevin, sesi ini mengantar peserta mengenal jurnalistik dasar, yang meruncing ke teori dasar pembuatan video. Sesi kedua oleh Christopher, peserta memperdalam ilmu pengambilan gambar yang sesuai dengan kaidah-kaidah sebidang agar menarik untuk ditonton.
SUTRADARA MASSAL
Pada sesi ketiga, peserta menjadi sutradara massal sebagai contoh praktik bersama; Christopher sebagai videografer dan sejumlah peserta membantu sebagai pemain film. “Silakan teman-teman arahkan bagaimana cerita, misalnya, seorang lelaki yang memutuskan pacarnya karena terpanggil menjadi imam. Nanti akan kita edt bersama, dan teman-teman memutuskan di bagian mana ditambah teks, efek, dsb,” ujar Kevin yang mengantar sesi itu.
Seperti sutradara, peserta menilai apakah sang aktor sudah memainkan perannya sesuai emosi yang tepat. Hasilnya, di bawah 60 menit, proses shooting hingga editing rampung semua. “Meski hanya contoh, di bawah 60 menit, kita bisa menghasilkan satu film pendek. Bayangkan apa yang bisa kita lakukan di waktu kosong kita!” tegas Kevin kepada peserta.
PEMBUATAN VIDEO KILAT PRIBADI
Setelah makan siang, peserta diberi tugas untuk membuat video kilat pribadi. Pascapengarahan, mereka serentak bangkit dari kursi masing-masing dan memainkan gawainya. Peserta ditantang untuk menceritakan perjalanan pelatihan ini dengan gaya vlog. “Semangat mereka untuk membuat video yang paling bagus dan baik itu ada,” tukas RD Lucius Joko, Ketua Komsos Agats-Asmat sekaligus penyelenggara workshop ini. “Mereka seperti mendapat ‘mainan’ baru. Bukan hanya yang pelajar, bahkan yang tua-tua pun ikut berkarya. Meski santai, tapi mereka semua serius!” tambah RD Joko.
“Mereka seperti mendapat ‘mainan’ baru. Bukan hanya yang pelajar, bahkan yang tua-tua pun ikut berkarya. Meski santai, tapi mereka semua serius!”
Ada peserta yang malu-malu, menunggu peserta lain tidak melihat baru merekam dirinya sendiri. Ada juga yang meminta sesama peserta untuk membantu merekam. Ada pula yang harus merekam ulang dari awal karena di pertengahan shooting, hujan turun.
Okta, pelajar SMP YPPK Agats, adalah salah satu peserta yang sangat antusias. Dia bergegas pergi ke luar aula untuk shooting di dekat biara FSGM; jauh dari keramaian peserta lain. Ketika selesai di-edit, video Okta pun ditayangkan di proyektor. “Sekarang, saya sedang mengikuti ‘warkop’ audio visual di aula keuskupan…” peserta langsung tertawa terbahak-bahak karena Okta yang membuat video itu salah menyebut kata ‘workshop’. Okta bahkan sengaja membuat footage salah rekam sebagai variasi. Peserta lain tidak mau kalah, mereka langsung mengumpulkan video mereka ke Christopher untuk ikut antrean tayang.
Pelatihan masih berlangsung sampai besok. Pada hari kedua, peserta akan dibagi kelompok untuk memproduksi video dengan tema yang ditentukan panitia. Berbekal praktik ‘sutradara massal’ dan vlog pribadi di hari pertama, mari kita nantikan kreativitas umat Agats-Asmat yang -faktanya- tidak kalah dari metropolitan.
Kontak Keuskupan Agats-Asmat:
Baca juga:
Apakah Gaya Audio Visual Cocok untuk Pastoral di Agats-Asmat?
17 Jam: Ini Perjalanan Kami Menuju Asmat
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.