PADA tahun 2014 awal, saya berkatekese kepada umat di Paroki St. Yoseph Sidareja. Saya mengambil tema tentang teologi doa. Saya ingin mengajak umat beriman untuk memaknai arti doa.
Menurut St. Ignatius Loyola, doa berarti tanggapan umat beriman. Melalui doa, umat beriman sunggug berdialog dengan Allah yang mewahyukan diri dalam diri Yesus Kristus. Ada banyak bentuk cara berdoa. Gereja Katolik mempunyai kekayaan doa, dari doa yang sepi (doa hening, meditasi alam, doa sadhana) sampai doa yang menggunakan musik (taize, karismatik). Namun semua cara berdoa itu tetap harus dipuncaki dengan Ekaristi.
Sabda Tuhan hari ini, Yesus mengajarkan kita cara berdoa yang benar. Doa yang benar adalah tidak bertele-tele. Yesus mengajarkan doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami merupakan doa yang Agung. Sebab, doa Bapa Kami diwariskan langsung oleh Yesus Kristus. Dalam Doa Bapa Kami, terkandung pujian, permohonan rejeki, pengampunan, dan permohonan pembebasan dari kuasa jahat.
Kita bersyukur, Tuhan Yesus telah berkatekese dan mewariskan ajaran doa yang baik. Kita pun sampai sekarang masih mendoakan doa Bapa Kami sebagai warisan dari Tuhan Yesus. Saudara-saudari terkasih, sudahkah kita selalu berdoa sebagai bentuk tanggapan kita sebagai orang beriman? Marilah kita berdoa sesuai dengan permohonan rahmat yang kita butuhkan.
feel free untuk selalu berdoa.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.