FILM mempunyai pengaruh yang kuat atas pendidikan, pengetahuan, kebudayaan dan waktu senggang (IM 142). Kisah dalam film tersaji dengan gaya bahasa yang menggoda, membangkitkan emosi, sebelum akhirnya ia berfungsi menerangkan. Gaya bahasa simbolis, dengan menggunakan pendekatan gambar, imaginasi dan ceritra. Dampaknya bisa mendalam, menyentuh emosi, keterlibatan hati dan pertobatan.
Kekuatan film dengan mengkombinasikan penglihatan dan pendengaran, tetapi dengan penuh dinamika sedemikian rupa, sehingga berbeda dengan kegiatan membaca atau berbicara.
Video Katekese 7 SAKRAMEN GEREJA disiapkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk menanggapi kebutuhan akan sarana katekese di tengah umat. Video ini dapat digunakan untuk pengajaran dan pembelajaran secara mandiri atau bersama hal-hal pokok dari masing-masing sakramen Gereja.
Di dalamnya, selain berisi 7 video (Sakramen Baptis, Sakramen Krisma, Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit), juga berisi 1 Buku Panduan. Buku ini sebagai pegangan dasar bagi para fasilitator/katekis yang memimpin pertemuan. Setelah menonton setiap program, umat diajak untuk berdiskusi. Pemandu atau katekis boleh berkreasi sesuai dengan kondisi setempat.
Video ini adalah salah satu bantuan untuk memudahkan umat memahami dan menghayati sakramen-sakramen Gereja secara interaktif di antara peserta pertemuan dan antara peserta dan pemandu/katekis. Program audio visual ini tidak akan menjawab semua persoalan yang menyangkut Sakramen Gereja.
Video dapat dipakai di kalangan siswa-siswi SMA, mahasiswa, maupun orang dewasa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Ada tujuh program video. Setiap program terdiri dari dua bagian:
- Film pendek (20-25 menit)
- Renungan/Instruksional (5-7 menit) dari 6 orang Imam dan seorang Uskup yang nama-nama pemberi renungan dirundingkan bersama Tim Rumpun Pewartaan KWI dengan mempertimbangkan kualitas penampilan dan kebhinekaan Indonesia dan tarekat.
Refleksi iman yang berangkat dari program audio visual dirasakan menyenangkan, kongkrit, memotivasi peserta untuk terlibat, membantu terjadinya refleksi iman lebih dalam.
Kekuatan audio visual tentu semakin kentara apabila didukung oleh tempat yang sesuai, sarana teknis yang mencukupi, metode pendalaman program audio visual yang partisipatif dan fasilitator yang komunikatif.
Semoga sarana katekese ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin , sehingga iman umat semakin bertumbuh.
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019