MIRIFICA.NET – Dengan suara yang lantang, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, Putera Papua pertama yang dipilih Paus Fransiskus menjadi Uskup Jayapura, mengungkapkan imannya dan menyatakan sumpah setianya sebagai uskup kepada Tahta Suci Vatikan. Pernyataan bergema dalam ibadah Vesper Mulia pada Hari ini, Rabu, 01 Februari 2023, pukul 18.00 di Gereja Katedral Kristus Raja, Jayapura.
Ibadat sore yang dipimpin oleh Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM ini berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh 30 Uskup, 1 Uskup Emeritus, 1 Administrator Diosesan, 2 Vikjen bersama dengan Mgr. Piero Pioppo, Nuntius Apostolik tahta suci Vatikan untuk Indonesia, para Imam, biarawan-biarawati dan perwakilan umat beriman.
Sementara itu Romo Barnabas Daryana Pr, Vikaris Jendral Keuskupan Jayapura, dalam kotbahnya, mengutip Injil Yohanes 21:15-17 Yesus bertanya kepada Simon Petrus: “Apakah engkau mengasihi aku lebih dari mereka ini?”, Jawap Petrus: “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-dombaku.”
Pertanyaan yang sama diulangi Yesus sampai tiga kali, dan pada pertanyaan ketiga Petrus merasa sedih. Mungkinkah ini juga berlaku untuk Pastor Yan You, ketika ditanya Bapa Paus lewat Bapa Nunsius. Ketika diminta kesediannya menjadi Uskup Jayapura. Yang paling tahu tentu dirinya sendiri dan Tuhan Allah.
“Siapakah aku ini yang tak pantas, yang hina, yang tak fasih lagi rapuh. Aku ini manusia biasa. Kata Pastor Yan You dalam suatu refleksinya yang juga telah dibuat lagu dan besok akan dinyanyikan”.
Melanjutkan Kotbahnya, Romo Barnbas mengutip lagi: Yesus berkata: “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu, seperti anak domba ke tengah serigala.” Sudah lemah diutus lagi ke tengah serigala, Domba ke tengah serigala.” Yang jelas Pastor Yan You kini telah menerimanya, sehingga malam ini ia akan mengungkapkan pengakuan iman dan menyatakan kesetiaan sebagai uskup, dan besok akan ditahbiskan menjadi uskup Jayapura.
Dengan tenang Vikjen menerangkan situasi Keuskupan Jayapura. Menurutnya keuskupan ini sungguh serba Heterogen; umatnya, medan dan situasi politiknya. “Wilayahnya sangat luas dan menantang, lembah, gunung, bukit, sungai, rawa, laut, semuanya ada. Bermacam-macam jenis orang ada di Jayapura ini, baik yang berasal dari suku papua sendiri maupun non papua yang memiliki latar belakang budaya, karakter, pemikiran yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Situasi politik NKRI harga mati dan Papua merdeka harga mati juga hidup dengan suburnya.”
“Kekerasan dan pelanggaran HAM yang tak pernah kunjung henti dan masih banyak lagi hal-hal yang lain ada di Papua ini yang menantang. Semuanya ini menjadi warna khas Keuskupan Jayapura yang memerlukan sentuhan dan pelayanan sang pemimpin, lebih khusus Bapa Uskup Jayapura yang baru nanti, supaya bisa membumikan kerajaan Allah yang merupakan inti pewartaan Yesus dan juga merupakan dambaan bagi semua orang.”
Mengakhiri Kotbahnya Romo Daryana mengungakpak harapan dan peneguhannya: “Mewujudkan Papua Tanah damai atau kata lirik lagu “surga jatuh dibumi Papua” membutuhkan komitmen, roh kebijaksanaan dari sang pemimpin, sang gembala. Pastor Yan You memang manusia biasa, yang penuh dengan kerapuhan, namun janganlah takut, janganlah ragu. Tuhan Yesus yang telah memilihmu, kau pasti bisa. Kami para Imam dan seluruh umat kegembalaanmu juga selalu mendukungmu. Tuhan memberkati”.
Sesudah pernyataan janji setia dan penandatanganan dokumen dihadapan nunsius apostolik, Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM, menutup Vesper Mulia ini dengan mohon berkat Tuhan dan sesudahnya para uskup diundang makan bersama di pastoran Katedral Jayapura.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.