Kencenderungan manusia yang mengabarkan informasi tanpa diverifikasi itu ada di media sosial. Sebenarnya hal ini sudah ada sejak dahulu. Justru para wanita murid Yesuslah yang pada Hari Minggu pagi langsung bergegas mengabarkan kepada para rasul bahwa jenazah Tuhan Yesus dicuri orang tanpa verifikasi terlebih dahulu. Karena itu, para wanita (yang namanya Maria) ini bukannya membagikan informasi yang benar, melainkan informasi salah dan sesat.
Demikian disampaikan Ketua Komisi Komunikasi Sosial Monsinyur Kornelius Sipayung OFMCap dalam homilinya, pada perayaan hari komunikasi sosial sedunia ke-57 di Gereja Santo Antonius Padua, Paroki Sasi, Kefamenanu, Keuskupan Atambua, Minggu (21/05/2023).
“Tanpa verifikasi para perempuan yang mencintai Yesus itu justru mengatakan bahwa jenazah Tuhan Yesus dicuri orang saat para perempuan itu melihat pintu kubur terbuka. Hanya berdasar persepsi yang ada di kepalanya mereka langsung sampaikan apa yang dilihat,”ujar Uskup Kornel.
Kalau kita menyampaikan informasi tanpa menguji atau memverifikasi dulu apakah informasi itu benar atau tidak seperti para perempuan murid Yesus, kita berarti menjadi informan yang menyesatkan. Ini berarti kita membuat hati orang ketakutan dan ciut karena kita tidak menyampaikan kebenaran, kata Uskup Kornel.
Memastikan bahwa apa yang kita sampaikan benar itu menjadi salah satu syarat utama dan pertama agar kita bisa berbicara dari hati, kata Uskup. Mengutip apa yang disampaikan Filsuf Yunani Aristoteles, Uskup Kornel menyebutkan,”Dalam menyampaikan informasi, Aristoteles mengatakan jika Anda bicara entah dari hati entah membagi apa yang didengar, ada tiga hal yang perlu dipegang. Pertama, yang dikatakan Aristoteles adalah, pastikan apa yang anda sampaikan benar adanya,”ujar Uskup Kornel.
Pandangan Aristoteles ini menurut Uskup diperdalam Paus Fransiskus dalam pesannya di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-57 yakni bicara dari hati itu didasarkan pada upaya mengungkapkan kebenaran dalam kasih. “Verifikasi dulu informasi apakah benar atau tidak sebelum Anda menyampaikan kepada yang lain,”tegas Bapa Uskup.
Selain memastikan kebenaran, hal kedua yang harus kita lakukan jika ingin menyampaikan informasi adalah memastikan informasi yang kita sampaikan itu baik. Bisa saja informasinya benar tetapi memang jahat. “Ada fakta, kenyataan (pembunuhan misalnya) tapi apakah itu baik?Apakah membawa kebaikan bagi yang lain?”ujar Uskup Kornel.
Hal ketiga, kata Uskup, kita harus memastikan bahwa informasi yang kita bagikan itu benar-benar membangun, bermanfaat, berguna. “Dan saya tambahkan selain ketiga itu. Pastikan informasi yang kita sampaikan itu membuat hati orang berkobar-kobar, mengundang orang untuk percaya pada Allah, menaruh harapan pada Allah, dan mengundang orang untuk mengasihi,”ujar Uskup Kornel.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI