ANAK MANUSIA datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya.
Demikian dikatakan Uskup Emeritus KAM, Mgr Anicetus Bongsu Antonius Sinaga dalam kotbah Salve Agung di Gereja Kathedral Medan, Jumat (1/2/2019) jelang penahbisan Mgr.Kornelius Sipayung OFMCap.
Lebih lanjut Mgr Anicetus mengungkapkan, menjadi uskup harus siap melayani, terlibat aktif dalam masyarakat, berinteraksi secara dinamis dengan para imam maupun umat beriman. Dan mampu menciptakan suasana kehangatan dalam hidup persekutuan.
“Seorang uskup baiknya memandang para imam sebagai sahabat dan adik kolega, dan anak kesayangan yang dicintai,”ujar Mgr. Anicetus.
Anicetus mengingatkan, dalam melaksakan tugas reksa pastoral, seorang uskup hendaknya mendengarkan dengan cermat bisikan Roh Kudus dan nasihat para umatnya.
“Kehangatan dalam hidup persekutuan dengan anggota lain, lewat kontak setiap hari dengan imam serta umat beriman lain dan selalu berusaha menciptakan suasana damai dengan memberikan kesempatan Roh Kudus bicara menjadi sarana penting mengingatkan seorang uskup akan panggilan serta membentuk batin,”tutur uskup 77 tahun ini.
Kepada para pastor paroki, ujarAnicetus, hendaknya para imam berusaha mengenal setiap umat beriman, hadir di tengah-tengah umat terutama saat umat mengalami kecemasan, kemalangan dan keibaan.
“Imam harus menyerahkan mereka kepada Tuhan dan dengan Arif memperbaiki mereka. Jika mereka bersalah dalam suatu hal hendaknya dengan penuh kasih sayang membantu serta menguatkan,”ujar Mgr Anicetus.
Usai ibadat Salve Agung, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengundang Duta Vatikan untuk Indonesia serta para uskup makan malam di rumah dinas gubernur.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI