MIRIFICA.NET- “Korban meninggal dunia 268 jiwa, yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah, masih ada korban hilang sejumlah 151 orang, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan,” kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto dalam jumpa pers di kantor Bupati Cianjur 22 November 2022.
Total ada 58.362 orang mengungsi dan mereka yang mengalami luka-luka ada 1.083 orang. BNPB juga mencatat 12.641 rumah rusak berat, 2.071 rusak sedang, dan 6.570 rusak ringan.
Saat pertemuan koordinasi pada Selasa malam (22/11) di Paroki St. Petrus, Koordinator Emergency Response – Caritas Indonesia, Rudy Raka menyatakan, bahwa Caritas Indonesia bersama jaringannya dan lembaga-lembaga lain hadir untuk mendukung respon paroki dan keuskupan terdampak. Gereja lokal harus berperan dalam respon tanggap darurat dengan dukungan penuh dari berbagai sumberdaya yang ada.
Pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan agar koordinasi tanggap darurat tertata dalam bingkai dan langkah yang sama. Membentuk struktur tim di Posko Layanan Kemanusiaan Paroki St. Petrus, Cianjur, adalah salah satu hasil penting pertemuan itu. Pelibatan personil dari paroki setempat dalam struktur tim akan didampingi oleh relawan terlatih dari jaringan Caritas Indonesia. Penerima manfaat pos layanan adalah mereka yang belum mendapatkan bantuan dan berada di tempat terpencil.
Pertemuan koordinasi dipimpin langsung oleh P. Bonefasius Budiman, OFM (Pastor Paroki St. Petrus, Cianjur) dan juga dihadiri oleh Rm. Darwanto (Direktur Caritas Bandung) dan Rm. Eko (Direktur Caritas Bogor), dan jaringan relawan nasional Caritas Indonesia.
Pagi ini seusai briefing di Posko paroki, hari ini tim bergerak menuju Pondok Pesantren Al-Mutmainah, di Desa Sarampat Kecamatan Cugenang. Menurut rencana, 7 pos pengungsian di wilayah tersebut yang relatif belum terjangkau bantuan juga akan disasar.
Tim medis dari Atmajaya, RS Carolus turut serta dalam kegiatan ini bersama sejumlah organisasi Katolik seperti PMKRI, Pemuda Katolik, KPI Kab. Garut, dan OMK. Sejumlah peralatan pendukung kesehatan dan medis pun disiapkan dan dibawa ke titik-titik terdampak tersebut.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.