MEMENUHI hasrat belajarnya yang tinggi, Vikjen Keuskupan Sibolga RD Doni Dominikus segera melepaskan jabatannya. Ia akan kuliah lagi.
Romo Doni, demikian pastor diosesan kelahiran Adonara, Keuskupan Larantuka, 52 tahun, ini akan mulai kuliah doktoral di Kota Pendidikan Yogyakarta. Mirip dengan RP Greg Soetomo SJ yang baru saja menjadi doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Romo Doni mulai tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pejabat tinggi di Gereja Katolik ini menjadi mahasiswa di kampus Islam. Selain belajar Islam, di UIN ia akan studi tentang hubungan antariman. Untuk itu, master dari Institut Pontificia Theresianum Roma dengan tesis “A Personal God According to John Henry Newman” ini sudah menyiapkan proposal disertasi “Kontribusi Paham Universalitas Keselamatan dalam Teologi Katolik Terhadap Dialog Antaragama”.
Ditanya tentang mengapa studi hubungan antariman, pastor yang juga dosen Sekolah Tinggi Pastoral Dian Mandala, Gunung Sitoli, Nias ini menyampaikan beberapa pandangan.
Pertama, ancaman radikalisme penganut-penganut agama perlu diredam dengan memahami bagaimana relasi antara institusi agama dengan pengikutnya. Studi lintas iman diyakininya penting untuk menyelami ajaran tiap-tiap agama dan keyakinan. Dari sana sikap saling menghormati berakar.
Kedua, “Selaras dengan arah Keuskupan Sibolga yang mendasarkan arah pastoralnya pada analisis sosial. Program keuskupan disusun atas usulan dari bawah.” Di sela-sela Pelatihan ‘Menjadi Penulis Produktif’ yang diselenggarakan Komisi Komsos KWI dan Biro Komsos Keuskupan Sibolga, Sabtu (12/8) di PBI Mela, Kota Sibolga, Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Sibolga ini memaparkan betapa pentingnya toleransi antarwarga. Ia tunjukkan peta pemeluk agama.
Secara retoris, Romo Doni menyentil: “Bagaimana kita mau menuntut masyarakat bersikap toleran kalau kita tidak membuka diri belajar agama lain?” Inilah pentingnya dialog antariman.
Ketiga, alasan penting kesediaannya untuk kuliah lagi adalah supaya Sekolah Tinggi Pastoral Dian Mandala, Gunung Sitoli, tempatnya menjadi dosen, lekas memiliki lagi dosen berkualifiasi doktor untuk kepentingan akreditasi. Saat ini STP Dian Mandala baru memiliki seorang doktor. Minimal harus ada dua doktor supaya keberlangsungan perguruan tinggi milik Keuskupan Sibolga itu diakui pemerintah.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.