MIRIFICA NEWS, TANJUNG SELOR – Karya Komsos KWI pada 2018 ditutup di Keuskupan Tanjung Selor dengan sebuah pelatihan jurnalistik, Rabu-Jumat (28-30/11). Dihadiri utusan empat dekenat setempat, pelatihan ini menjadi momentum inisiasi pergerakan karya komsos lokal, kolaborasi kaum berjubah dan awam.
Mgr. Dr. Paulinus Yan Olla, MSF, Uskup Tanjung Selor menyambut baik kegiatan ini. “Kami mengharapkan adanya (pembuatan) sistem untuk membantu peliputan di keuskupan ini, karena wilayahnya sangat luas… Ada grup WA untuk para imam, tapi umat secara keseluruhan belum tentu tahu apa yang terjadi di paroki lain atau keuskupan,” ujarnya kepada Mirifica News.
“Harapannya, teman-teman yang ikut acara ini dapat menjadi reporter di paroki dan dekenat masing-masing; mengingat komisi komsos keuskupan tidak punya orang khusus,” ujar RD Damianus, Ketua Komisi Komsos Keuskupan Tanjung Selor (KTS) pada pembukaan acara ini.
SEPAKET
Bersama RD Kamilus Pantus, Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, Errol Jonathans, Direktur Radio Suara Surabaya 100 FM, dan Kevin Sanly Putera, administrator Instagram @omk_indonesia, 28 peserta workshop memelajari ilmu jurnalistik secara menyeluruh.
Selain videografi dan teknik produk film 60 detik, peserta juga belajar ilmu menulis, lengkap dengan teknik wawancara. Juga, dibagikan katekese mengenai Gereja dan media sosial sebagai bimbingan pastoral tentang sikap Gereja terhadap perkembangan zaman. Pelatihan ditutup dengan bimbingan pengelolaan media sosial multiplatform dan pembuatan gambar kreatif.
Medan geografis pewartaan yang menantang di KTS, ditambah lagi terbatasnya imam yang melayani umat, membuat karya pastoral harus dilakukan bukan hanya oleh kaum biarawan, tapi juga antarumat. Berbagai alternatif metode pewartaan yang dibagikan di pelatihan ini membawa variasi segar untuk karya para peserta bagi paroki dan dekenatnya.
“Momentum ini harus kita manfaatkan. Pulang nanti, teman-teman menjadi pengisi konten untuk website KTS, tim fotografi, videografi untuk acara paroki atau keuskupan,” tegas RD Damianus. “Tidak ada yang tidak bisa dipelajari. Selama kita mau dan punya hati, karya komsos bisa dilakukan siapa saja,” tambah RD Kamilus.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.