Bacaan I: Dan 7:9-10,13-14
Injil: Matius 17:1-9
Kisah penampakkan Yesus seperti diceritakan Penginjil Matius (17:1-9) juga oleh Penginjil Markus dan Lukas, menyatakan kepada para muridNya, termasuk kepada kita sekalian di zaman ini tentang siapa pribadi Yesus itu. Ada hubungannya dengan kitab Daniel, Yesus diwartakan sebagai Anak Manusia, juga sebagai Anak Allah yang memiliki hubungan istimewa dengan BapaNya.
Hubungan itu diungkapkan dengan kata-kata: “inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan,” atau dalam versi injil Lukas dikatakan Dia naik ke gunung untuk berdoa. Kata-kata untuk berdoa di gunung juga mengungkapkan relasi intim Yesus dengan BapaNya. Gunung dalam hal ini adalah simbol kedekatan dengan yang ilahi, Allah menjumpai manusia. Dalam kitab Keluaran, dikatakan bahwa Allah menyuruh Musa mendaki ke Gunung Sinai, dan Allah hadir dalam awan yang menutupi gunung itu. Demikian juga kepada Elia, Allah menampakkan diriNya di Gunung Horeb.
Dua tokoh perjanjian lama (Musa yang mewakili tradisi hukum dan Elia yang mewakili tradisi kenabian) yang pernah bergaul akrab dengan Allah, juga hadir dalam peristiwa penampakan Yesus ini. Kedua nabi ini menjadi saksi yang sah bersama ketiga murid Yesus akan pemaklumanNya sebagai anak yang dikasihi Bapa. Pemakluman ini juga disertai dengan ajakan ilahi untuk mendengarkan Yesus: “Dengarkanlah Dia.”
Kita pun diharapkan mendengarkan ajakan ilahi ini, mendengarkan Yesus dalam setiap ziarah hidup kita, sebab Dia adalah Tuhan, Dia adalah Anak Allah dan Anak Manusia. Bersama Dia, kitapun akan mengalami yang dialami para murid: dipenuhi kebahagiaan sejati.
Ilustrasi: Transfigurasi Yesus (foto dari kingofages.com)
Renungan oleh Rm. Markus Ture, OCD
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.