Tuhan Menguatkan Dan Menyelamatkan kita! (Lukas 21: 12 – 19)
Saudara-saudari…
CERITERA Injil hari ini mengingatkan saya akan pengalaman nyata dari teman Pastor, teman kelasku sewaktu saya mengikuti kursus di Inggris tahun 2015. Wajah temanku dan bagaimana ekspresinya sewaktu ia menceriterakan pengalaman disandra dan dianiaya oleh kelompok fanatik dari satu aliran tertentu, selalu segar dalam ingatanku. Temanku ditodong di pastorannya. Matanya ditutup dengan kain lalu dibawa ke hutan. Sewaktu tiba di hutan kain penutup matanya dibuka kemudian ia pun disiksa. Ia dipaksa untuk meninggalkan keyakinannya dan mengikuti keyakinan mereka. Tetapi teman pastor ini dengan tenang katakan: “Tidak ada gunanya kamu yakinkan saya untuk pindah agama. Yesus Kristus sudah menjadi bagian dari hidup saya. Tugas saya adalah meneruskan ajaranNya. Mati demi Kristus adalah keuntungan bagi-Ku.” Mendengar pernyataan itu, mereka semakin beringas, ia ditendang, ditinju. Ia merasakan betapa sakitnya tendangan mereka. Pada waktu ia disiksa, ia selalu membayangkan bagaimana Yesus disiksa. Dalam hati, ia katakan kepada Yesus: “Terimakasih Yesus, karena saya boleh ikut bagian dalam kesengsaraan-Mu.” Pada malam hari, selagi semua penyandra tidur lelap, teman pastor ini tiba-tiba merasa ada kekuatan yang luar biasa dari dalam dirinya. Ia coba bergerak dan pelan-pelan merangkak keluar dari tempat itu. Dalam keadaaan gelap di tengah hutan ia bisa berjalan dengan bebas seakan ia tahu ke mana ia pergi. Di pagi hari ia tiba di satu kampung. Di sana ia mulai merasa lapar dan haus. Ia mendekati satu rumah dan puji Tuhan rumah itu adalah milik dari satu keluarga Kristen. Ia dilayani dengan baik oleh tuan rumah, dirawat dan beristirahat sebentar di situ. Besoknya ia dihantar ke parokinya.
Saudara-saudari…
Apa yang dikatakan Yesus hari ini: “Akan datang harinya kamu akan ditangkap dan dianiaya… karena nama-Ku. Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu…. Tidak sehelai rambut pun dari kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidup.”
Apa yang dikatakan oleh Yesus ini sudah menjadi kenyataan untuk teman-teman kita yang bekerja di wilayah-wilayah sulit. Sampai sekarang sudah begitu banyak martir dari jaman ke jaman mengorbankan diri mereka demi iman akan Kristus. Pada jaman kita sekarang pun penganiayaan dan pembunuhan tetap terjadi. Banyak yang tidak bersalah jadi korban kebenciaan hanya karena mengakui Yesus Kristus sebagai Penebus kita. Pastor, teman saya disengsarakan karena tidak mau menerima keyakinan orang lain untuk menggantikan keyakinannya yang sudah mendarah daging dalam hidupnya. Apa yang dikatakan Yesus – Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat- sudah menjadi kenyataan baginya. Selama teman saya diinterogasi, diintimidasi ia dengan tenang menjawab semua pertanyaan mereka. Ia heran karena ia menjawab semua pertanyaan mereka dengan baik dan mengalir begitu lancar keluar dari mulutnya. Ia pun tidak merasa takut sedikit pun. Dia percaya bahwa Tuhan sungguh menepati janjinya: “Aku akan menyertai engkau, dan Aku sendiri yang akan berkata-kata bagimu.”
Saudara-saudari…
Ada banyak bentuk penganiayaan dalam hubungan dengan iman. Ada penganiayaan fisik, penindasan dari luar, tetapi juga ada penganiayaan yang datang dari dalam diri kita sendiri. Penganiayaan dari dalam diri sendiri, biasanya lebih banyak berhubungan dengan pengontrolan dari dari kebiasaan buruk. Misalnya kecendrungan menonton film porno, melihat gambar-gambar porno, ketagian minum-minuman keras, menghabiskan lebih banyak waktu bermain hp daripada mendengarkan mereka yang ada di samping kita. Kebiasaan buruk ini sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari penindasan kehidupan iman. Mungkin terkadang di saat kita sudah melakukan hal buruk itu, kita menyesal dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi, tetapi beberapa waktu sesudahnya sewaktu godaan muncul kembali dalam pikiran dan hati kita, kita merasakan ada pergolakan bathin. Di saat kita jatuh mengikuti godaan setan, di saat itulah hati kita terjerumus masuk dalam penganiayan oleh setan.
Kita bertanya diri: apa saja bentuk-bentuk penganiayaan yang kita alami sampai saat ini? Apakah penganiayaan fisik karena kita adalah pengikut Kristus? Atau penganiayaan rohani atau mental karena sulit mengontrol diri dari kebiasaan buruk?
Marilah saudara-saudari…
Kita berdoa semoga hati dan pikiran kita selalu terbuka kepada Tuhan sehingga di saat kita dianiaya dalam bentuk apapun, Tuhan selalu hadir memberi kita kekuatan dan pertolongan.
Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen
Kredit foto: http://portugese.fansshare.com/
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.