Beranda SEPUTAR VATIKAN Urbi Tragedi Orlando: 10 Cerita dan Penegasan Kembali Iman Kristiani

Tragedi Orlando: 10 Cerita dan Penegasan Kembali Iman Kristiani

ORLANDO, FLORIDA - JUNE 13: Danielle Irigoyen brings flowers to the victims of the Puls nightclub shooting. "I'm very close to many of the people who go to Pulse. Pulse was a safe place for us all," she sail. Friends and relatives bring flowers and remembrances to the Plaza at the Dr. Phillips Performing Arts Center in downtown Orlando on Monday, June 13, 2016. (Photo by Carolyn Cole/Los Angeles Times via Getty Images)

KETIKA saya masih kecil dan saya melihat hal-hal menakutkan dari Surat Kabar Ibu saya akan mengatakan kepadaku: “carilah penolong, anda akan selalu menemukan orang yang siap membantumu” – Rogers.

Sekarang semua orang tahu kronologi mengerikan dari pembantaian malam Minggu di Orlando –  penembakan massal terburuk dalam sejarah Amerika Serikat: 49 orang tewas, 53 lainnya terluka; dunia  pun larut dalam duka. Tetapi, bahkan tragedi terburuk apapun, penting untuk diingat, bahwa ada hal-hal yang jauh lebih baik dari kejahatan apapun di dunia. Sebuah kebaikan yang terpancar melalui kemurahan hati dari setiap orang yang bersatu untuk melakukan hal-hal heroik baru-baru ini.

Joshua McGill

Saat kejadian McGill sedang berada di Klub Malam kaum gay dengan teman sekamarnya. Setelah mendengar tembakan, ia bergegas mencari selamat dengan berlari menuju tempat parkir dan bersembunyi di bawah mobil. Saat itulah, McGill melihat Rodney Sumter Jr, seorang pria berusia 27 tahun yang bekerja sebagai penjaga klub berjalan tersandung-sandung ke arahnya dengan beberapa luka tembakan. Pada saat itu, McGill menarik pemuda yang sedang terluka itu dan menyembunyikan di tempat aman. McGill lalu melepaskan bajunya untuk dijadikan pengikat pada luka tembakan. Ia pun segera menghubungi pihak Rumah Sakit yang dengan segera tiba dengan Ambulans. “Saya merasa Tuhan mengutus saya ke klub dan membiarkan saya berada di sana untuk menolong orang-orang di sana,” kata McGill dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook pribadinya.

Sumter menjalani operasi pada hari Senin untuk mengeluarkan pecahan peluruh dari tubuhnya dan rekonstruksi kembali lengannya. Dia dilaporkan dalam kondisi stabil.

 Christopher Hansen

Ia jatuh ke lantai dasar dan berusaha merangkak menjauhi penembak. Setelah berada di luar gedung, Christopher Hansen membantu beberapa korban yang terluka, bahkan ketika penembakan sedang berlangsung. “Saya mengambil syial miliknya, menyimpulkannya dan memasukan ke dalam lubang di punggung akibat peluru”, katanya untuk membantu mengurangi pendarahan pada luka parah.

 Ray Rivera

Dikenal sebagai DJ Sesungguhnya, Selama penembakan di klub malam kaum gay, Ray Rivera beraksi cepat. Setelah mendengar suara tembakan, ia mematikan musik, yang memberi kesempatan kepada orang untuk menyadari apa yang sedang terjadi dan segera berlari menuju tempat aman. Ia juga segera berlari menyelamatkan seorang pria dan wanita yang ketakutan dengan menyembunyikan mereka di bawah meja DJ. Tapi pria yang disembunyikan segera keluar dan bergegas pergi. Rivera tinggal tetap bersama wanita itu sambil menunggu waktu yang tepat untuk penyelamatan.

 Brenda Lee Marquez McCool

Ibu dua anak ini sedang menari bersama putranya, Yesaya Henderson, ketika ia melihat penembak masuk klub. Dia mendorong anaknya menuju tempat aman, menyelamatkan nyawanya, tetapi ia sendiri akhirnya tertembak dalam peristiwa itu.

Imran Yousuf

Seorang mantan marinir dan tukang pukul di klub malam kaum gay, Yousuf didorong ke arah para pengunjung klub yang  sedang ketakutan dan menuntun mereka keluar dari klub melalui lorong keluar dan pintu belakang. Dia memang sudah akrab dengan suara peluru senapan waktu menjadi anggota militer. Ia menemukan solusi cepat dengan mendobrak pintu belakang hingga ia mampu menyelamatkan puluhan nyawa.

Penggalangan Dana

Pada hari-hari berikutnya setelah kejadian penembakan, kebanyakan dilakukan kampanye pengumpulan dana bagi keluarga korban. Dilaporkan hingga saat ini dana yang telah terkumpul sebanyak $ 4,8 juta. JetBlue merilis sebuah pernyataan hari ini melalui blog mereka bahwa mereka “berdiri dengan Orlando”.  Maskapai ini menawarkan penerbangan gratis bagi  keluarga korban penembakan klub malam kaum gay. Mereka juga membuat kegiatan amal untuk mendukung para korban dan keluarga mereka.

Bank Darah dan Donor Darah 

Setelah tragedi Orlando, orang segera berbondong-bondong ke bank darah lokal untuk disumbangkan kepada korban yang membutuhkan. Seorang pegawai Bank Darah, Pat Michaels , mengatakan kepada pihak keamanan Orlando bahwa pusat-pusat bank darah di daerah itu pada kapasitas dengan adanya peningkatan donor darah. “Saya sudah di sini 13 tahun dan tidak pernah melihat respon seperti ini, ” katanya. Salah seorang pendonor darah,  Mahmoud El – Awadi.  El-Awadi , sedang menjalankan puasa Ramadhan, memposting tentang pengalamannya di halaman Facebook nya. Ia mengingatkan orang-orang bahwa di saat seperti ini terutama, penting untuk fokus pada kasih sayang dan mengabaikan setiap stereoitip  yang mengarah pada agama tertentu . “Ya, komunitas kami di Florida begitu terpukul tapi mari kita mengesampingkan  identitas warna kulit, agama, etnis, orientasi seksual, dan  pandangan politik sehingga kita bisa bersatu melawan orang-orang yang mencoba untuk menyakiti kita,” tulis El -Awadi pada halaman facebooknya.

Gereja dan Komunitas 

Para petugas teraphi dari seluruh negara bagian AS telah tiba untuk memberikan penghiburan secara sukarela kepada para korban, keluarga korban dan komunitas di mana penembakan Klub Malam kaum gay terjadi. Gerakan ini dikoordinasi oleh Lembaga Amal Gereja Lutheran  atau Lutheran Church Charities (LCC) dengan menghimpun para petugas khusus yang terlatih untuk memberikan bantuan pasca-krisis. “Setiap orang butuh dihibur”, kata Tim Hetzner, Presiden LCC.  

Pekerja penyelamatan yang tak terhitung jumlahnya

Begitu tembakan terjadi, polisi dan unit SWAT bergerak cepat menuju lokasi klub malam. Mereka mempertaruhkan hidup mereka di antara desingan peluru penembak untuk menyelamatkan korban selamat tersisa. Selain menempatkan diri mereka di garis terdepan, para petugas ini akhirnya menderita stres dan trauma setelah adanya kejadian mengerikan seperti itu. Menurut American Academy of Expert, “dua  pertiga dari petugas yang terlibat dan baku tembak dengan pelaku, menderita gangguan psikologis sedang atau berat dan sekitar 70 persen menurun daya tahan tubuhnya  dalam waktu tujuh tahun setelah dari kejadian itu”. Polisi mengaku, tingkat kesiagaan  rumah-rumah  sakit menjadi  lebih tinggi daripada situasi sebelumnya.

Persaudaraan Global 

Perancis menunjukkan dukungannya dengan menyalakan lampu Menara Eifel untuk menghormati para korban, seperti yang dilakukan Sidney di Jembatan Harbor. Ribuan warga London dan Hongkong berkumpul  untuk memberikan penghormatan dengan berjaga-jada dan mengheningkan cipta, sama seperti warga kota New York, Los Angeles, Athena, dan Brussels. Berbagai organisasi kemanusiaan di belahan dunia yang tak terhitung jumlahnya mengheningkan cipta untuk mengenang para korban di Orlando.

=======

Disarikan dari: http://forher.aleteia.org/