”TERBENTUKNYA tenaga pendidik dan pengajar katolik yang beriman teguh, pancasilais, tanggap dan tangguh, mandiri serta mampu bekerjasama dengan Gereja”. Demikian cita-cita besar yang tertuang dalam visi dari Sekolah Tinggi Pastoral santo Bonaventura, Keuskupan Agung Medan. Visi ini menurut Ketua STP St. Bonaventura Fr. Tugas Ginting, S.Pd.M.A.Pas mendorong para mahasiswa agar mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar dan pendidik yang profesional. “Visi ini menyampaikan bahwa kita dibentuk sebagai pengajar, pendidik agama katolik yang profesional”, demikian uraian Frater Tugas saat menyampaikan kata sambutan untuk membuka Workshop Public Speaking Dan Presentasi di Aula St. Herman Yoseph STP St. Bonaventura. Workshop berlangsung selama 3 hari ini, dimulai pada hari Jumat, 4 Desember 2015.
Wokshop yang sama pernah dijalankan di bulan Februari 2015 untuk mahasiswa semester VI yang saat ini sudah menyelesaikan Kulia Kerja Nyata Pastoral (KKNP) dan kini sedang menyusun skripsi. Komitmen Ketua Sekolah dan jajarannya membuat workshop yang sama bagi mahasiswa yang akan berangkat ke KKNP, mempersiapkan mereka agar menjadi public speaker yang baik. Mereka dibekali dengan ilmu yang dipelajari secara formal di ruangan kelas dan juga ketrampilan yang mereka timba dari pelbagai pelatihan seperti yang sedang berlangsung ini, demikian fr. Ginting menjelaskan komitmen penangggungjawab sekolah ini bagi mahasiswanya.
Ada 53 mahasiswa semester V yang akan diutus ke lapangan dan menjalankan KKNP Februari 2016. Menarik bahwa dari keseluruhan peserta ini, hanya 12 orang laki-laki. Ketika ditanya mengenai perimbangan mahasiswa dari segi jenis kelamin, ketua sekolah STP. St. Bonavetura menjelaskan bahwa komposisi mereka 7 berbanding 1. Kompisi laki-laki dan perempuan seperti ini hampir ditemukan di semua sekolah pastoral milik keuskupan di Indonesia, demikian Fr. Tugas menguraikan.
Workshop selama 3 hari ini dibiayai sepenuhnya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Hadir sebagai fasilitator dari tim Komisi Komunikasi Sosial Konferensi waligereja Indonesia yakni Errol Jonathans dan RD. Kamilus Pantus.
Workshop ini dikemas agak berbeda dengan proses belajar di ruang kelas. Peserta “bermain” bersama fasilitator mempelajari teori komunikasi, strategi pewartaan di era digital, kiat menjadi public speaker, teknik presentasi, kompetensi presenter, praktek membaca naskah. Mendukung kemampuan tersebut, diajarkan juga 15 gerak senam olah vocal.
Errol mengharapkan dengan workshop ini pengajaran para katekis bisa dimengerti oleh umat.
Selamat bermain sambil belajar bagi mahasiswa semester V STP St. Bonaventura Delitua, Keuskupan Agung Medan.
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019