Berawal dari Adolf Langen
Tidak disangkal, seorang pengusaha kayu asal Jerman dan beragama Protestan memiliki andil besar pada masa-masa awal karya misi Gereja Katolik di tanah Evav. Dia adalah Adolf Langen, Berasal dari latar belakang iman yang berbeda, Langen justru menjadi penyambung lidah orang Evav.
Dalam buku ‘Restorasi Misi Katolik’ dilaporkan:
“Keadaan sosial Kei rupanya ikut menjadi perhatian Adolf Langen ketika menekuni usahanya yang telah dimulainya sejak tahun 1882 di Tual. Dalam interaksinya dengan masyarakat Kei, ia mulai berpikir perlunya kehadiran agama lain selain Islam untuk membantu mengembangkan masyarakat kepula itu. Itu alasannya, ia menulis surat kepada MGR. CLAESENS pada 24 September1886 untuk mengundang Misi Katolik datang ke Kepulauan Kei. Menurutnya, 10 kepala kampong Kei telah mendesaknya untuk menemukan jalan mendatangkan agama Misi ke kepulauan itu. Ia memberikan keberanian kepada Uskup Batavia dengan menegaskan kerelaannya menampun tenaga misionaris nanti di rumah kediamannya selama masa awal, bila rencana itu diterima. Dan ketika berkunjung ke Jawa, Adolf Langen menyempatkan diri menemui Vikaris Apostolik Batavia, Mgr Claesens dan mengemukakan secara panjang lebar pemikirnnya”(ibid 81).
Selanjutnya dengan tulus Adolf Langen mengatakan:
“Usulan pengembangan Misi Katolik itu semata-mata berdasarkan permintaan masyarakat Kei sendiri yang mayoritasnya belum beragama. Menurutnya, masyarakat ini memiliki kearifan budi yang jauh melebihi para penduduk wilayah-wilayah lain di Maluku. Mereka membawa sikap keagamaan sangat mengesankan selain sikap dasarnya yang produktif, yang dalam pertimbangan pengusaha Jerman ini akan mudah melepaskan kebiasaan tradisional ketika menerima agama Katolik” (ibid 83).
Dalam laporannya Adolf Langen mengungkapkan bahwa pada tahun 1886 itu keadaan demografis di pulau Kei adalah populasi orang Evav berjumlah 30.000 jiwa dan baru 2000 jiwa menganut Islam, sedangkan sisanya belum beragama (ibid 83).
Surat Langen menjadi suatu pewahyuan yang menjadi hikmah bagi Mgr. Adamus Carolus Claessens Pr, yang langsung menyurati Gubernur Jenderal van Rees, tgl 11 Oktober 1886, untuk diizinkan memulai karya Misi Katolik Evav. Gubernur van Rees mengutus tuan Asisten Residen Ambon Baron van Hoevel meninjau ke Kei. Dalam laporan akhir kunjungan itu Baron van Hoevel menulis:
“Really, the pagan natives of Kei are too good to permit that Islam will destroy many good characteristics.If there is any people deserving our sympathy, then it is the pagan native of Kei…. Nobody who has observed the Keiese in their daily lives, will deny that with all their natural ability, sharpwittedness, inquisitivieness, good humour and industriousness, they have a capacity for human progress…”(ibid 86).
Lambaian pengharapan Evav pun mendapatkan jawabannya secara indah dan final ketika Mgr.Claessens menerima jawaban dari Gubernur Van Rees pada tanggal 10 Pebruari 1888:
“I am pleased to inform Your Excellency that I see no objections to the assignment , without cost to the State, of one or more Roman Catholic missionaries to the Kei Islands, in order to find out if a mission has a chance of succeeding there”.(ibid 89).
Maka bergeraklah roda penginjilan dengan diutusnya kedua rasul pertama Evav, Pastor Johanes D.Kusters SJ dan Pastor Johanes J. Booms SJ, yang memulai misinya di Tual sejak 12 Mei 1888. Dengan iman dan kesabaran kedua rasul perdana ini bekerja memenangkan ‘the pagan natives of Kei’ dan dengan campur tangan ilahi jerih payah lebih dari setahun menuai hasil dengan baptisan pertama wanita Evav, Maria Sakbao oleh Pastor J.D.Kusters SJ, pada tgl 13 Juli 1889. Baptisan yang membawa kesembuhan jiwa dan badan itu menjadi benih yang unggul yang kemudian cepat mnjadi pohon yang menghasilkan buah iman dari Langgur terus merambat ke kampung-kampung lain di seluruh Kei. Dengan tekun dan sabar Pastor Kusters alias Tuan Tu membajak ladang Evav dan jiwa buat Tuhan. Data memperlihatkan bahwa pada akhir tahun 1890 dari tiga desa besar berpenduduk 1060 jiwa yaitu Langgur(500), Faan(260),Dullah Laut(300) sudah ada 31 baptisan, 18 katekumen, yang telah terima komuni ada 20 orang(ibid 129). Betapa menjanjikan ladang Evav ini.
======
Narasumber Utama: Dr. John Lefteuw MSC
Kredit: Relikwui Maria Sakbao, Wanita pertama Evav yang dibaptis menjadi Kadtolik oleh Pastor J. Kuesters, SJ
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.