ORANG Farisi menganggap diri mereka paling hebat dan paling benar, sehingga telinga, pikiran dan hati mereka tertutup terhadap seruan pertobatan Yohanes Pembaptis maupun pewartaan Yesus yang membawa kabar sukacita tentang pengampunan Allah yang tiada bersyarat.
Mari introspeksi diri, jangan sampai keterlibatan kita di dalam dunia pelayanan sebagai pengurus lingkungan, pewarta, katekis dan lainnya, membuat kita menjadi tinggi hati, bertindak sesuai keinginan diri sendiri dan mengabaikan saran, teguran dan kritik dari orang lain.
Sadari bahwa sikap arogan dan keras kepala merupakan penghalang utama dalam meraih kasih Allah. Hanya kerendahan hati yang memampukan kita melihat kehadiranNya dan mendengarkan sapaanNya lewat diri sesama maupun peristiwa yang kita alami.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.