MGR. Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Kepemudaan KWI/Uskup Keuskupan Ketapang, mengatakan “Indonesian Youth Day (IYD) adalah perayaan orang muda untuk mensyukuri keberagaman kita sebagai Indonesia.”
IYD dibagi menjadi tiga segmen: Pra IYD, IYD, dan Pasca IYD.
Pra IYD sudah dilakukan dengan persiapan-persiapan di bidang spiritual: Para OMK telah melaksanakan doa novena, mengadakan prosesi jalan salib, dll. Mengingat wilayah Manado terdiri dari 9 keuskupan, maka tiap bulan jalan salib dilaksanakan bergiliran di setiap paroki di keuskupan itu. Tujuan dari kegiatan-kegiatan spiritual ini adalah supaya anak muda yang nanti dikirim keuskupan ke IYD sudah dalam keadaan siap berkontribusi didalam kegiatan IYD.
Romo John Montolalu, Pr. menjelaskan, “Ada beberapa formasi dalam melaksanakan IYD. Formasi dibedakan dalam bentuk live in, pembekalan-pembekalan, seperti: katakese, dll. Live in bertujuan agar OMK mau belajar dari kekayaan budaya dan nilai-nilai yang sementara dihidupi oleh OMK, umat keseluruhan, masyakarat keseluruhan didalam paroki yang mereka tinggali selama 3 hari. Supaya mereka belajar sesuatu yang baik langsung dari lapangan. Untuk pembekalan katakese akan menghadiri narasumber yang membawa topik-topik aktual didalam anak muda.”
Romo John Montolalu, Pr. menambahkan bahwa, IYD tidak selesai di Manado saja. IYD akan berkelanjutan di keuskupan-keuskupan dengan semangat yang baru apalagi dalam menyambut Asian Youth Day (AYD) tahun depan.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.