DALAM membuat kotbah atau renungan yang menarik, si penulis perlu menggunakan skenario. Ada beberapa alternatif yang dibagikan oleh Frans Budi. Salah satunya adalah narasi. “Kaum imamat pun sering menggunakan teknik ini untuk menyusun homili,” ujarnya.
Sebuah renungan dapat dimulai dengan ilustrasi. “Pernah mendengar seorang pastor yang berkotbah menggunakan awalan ‘Suatu hari..’ ?” tanya Frans. Sama seperti Yesus, Sang Anak Domba Allah menggunakan perumpamaan ketika mengajar di dunia. Ilustrasi bisa diambil dari pengalaman pribadi atau orang lain atau buat cerita yang berhubungan dengan tema.
Kedua, analisa. Tarik benang merah, petik buah-buah moral setelah ilustrasi selesai disampaikan. Pelajaran hidup apa yang berusaha disampaikan lewat cerita tersebut.
Selanjutnya adalah aplikasi, menghubungkan hasil analisa moral tadi dengan hidup realita komunikan. “Misalnya, bila pelajaran yang bisa diambil adalah jangan sombong dan menjadi orang yang rendah hati. Tanyakan kepada audience, “Nah, di sini, adakah yang masih sombong?”” jelas Frans. Paduan skenario dan interaksi ini akan membuat renungan lebih mudah disampaikan dan ditangkap oleh pendengar.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.