DI era teknologi yang semakin canggih, orang sudah terbiasa melakukan segala hal dengan cepat, mudah, nyaman dan instan. Mulai dari mie instan, remote TV, handphone, internet sampai ke Gojek, semuanya membuat orang menjadi malas, tidak sabar, maunya mendapatkan hasil segera dengan usaha seminimal mungkin. Pola hidup seperti inilah yang memudarkan sikap ketekunan.
Budaya instan tidak dapat diterapkan di dalam hidup doa. Tidak ada doa instan, yang begitu ‘dikirimkan’ langsung tersedia jawabannya. Doa membutuhkan ketekunan dan melibatkan proses.
Sadari bahwa doa merupakan ungkapan iman kita kepada Tuhan, pernyataan ketergantungan kita sepenuhnya kepada Dia, Sang Pencipta. Jadi doa bukan semata-mata berisi daftar panjang permohonan dan permintaan.
Mari kita tekun dan setia berdoa, bina relasi yang intim denganNya dan memohon dengan kerendahan hati. Percayalah bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi kita. Serahkan semuanya ke dalam tanganNya dan belajar untuk sabar menantikan jawabanNya, pada saatNya Ia akan bertindak.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.