Beranda Jendela Alkitab Harian Terimalah Orang Miskin dan Yang Dikucilkan Dalam Masyarakat, Mereka adalah Saudara-Saudari Kita,...

Terimalah Orang Miskin dan Yang Dikucilkan Dalam Masyarakat, Mereka adalah Saudara-Saudari Kita, Tuhan ada Dalam Diri Mereka! (Siraman Rohani/ Kamis, 3 Nopember 2016)

Saudara-saudari dalam Kristus….

BAGAIMANA perasaan bathin kita, sewaktu kita melakukan kesalahan kepada seseorang? Apakah bathin kita merasa tertekan? Apakah kita merasa malu? Apakah kita merasa kikuk untuk bergerak? Apakah kita selalu merasa tidak nyaman?

Bagaimana perasaan kita sesudah kita berdamai kembali? Bagaimana keadaan bathin kita sesudah kita diampuni dan diterima kembali oleh teman kita? Bagaimana relasi kita dengan orang itu sesudahnya? Apakakah semakin akrab dan kita selalu rindu ada bersamanya?

Seorang pemuda membagi pengalaman suka-dukanya dalam berelasi. Dia menjalin relasi gelap dengan seorang ibu. Pada suatu kesempatan relasi gelap mereka diketahui oleh suami dari ibu ini. Sang suami meminta kejujuran dari sang istri. Sang istri dengan terus terang menyampaikan apa yang terjadi. Suami meminta istrinya untuk menelpon pemuda itu. Pemuda dengan semangat menerima telpon dari ibu. Tetapi sewaktu si ibu memberitahukan kepadanya, bahwa suaminya sudah mengetahui relasi gelap mereka, si pemuda langsung diam, merasa tidak berdaya, seakan berada dalam bahay amaut. Sejak waktu itu hidupnya terasa tidak nyaman lagi. Kemana pun ia pergi, selalu dihantui oleh perasaan takut dan rasa bersalah.

Pada suatu hari sang suami meminta istrinya untuk kontak pemuda itu, meminta dia untuk bertemu. Dengan lugu sang istri mengikuti permintaan suaminya. Hari-hari menjelang pertemuan itu, sang pemuda merasa tidak nyaman. Dia berdoa mohon pengampunan, mohon perdamaian dan ketenangan bathin. Pada hari yang ditentukan, sang Pemuda menawarkan kalau boleh pertemuannya di Gereja. Sang suami  setuju. Pemuda mendahului mereka ke Gereja. Ia berlutut memohon belaskasihan Tuhan dan memohon kalau boleh pertemuan mereka berlangsung aman dan damai. Pada waktu Suami Istri datang, si Pemuda sungguh merasa takut. Sewaktu Istri perkenalkan Pemuda itu kepada Suaminya, Suami langsung merangkulnya, dan membisikan di telinganya: “Saya sudah mengampuni engkau, adikku. Jadilah pemuda yang baik dan jangan menyakitkan orang lain.” Mendengar perkataan itu, dia langsung berlutut, memeluk kaki dari bapa itu. Sang Suami memintanya untuk berdiri dan mencari tempat duduk agar mereka boleh berbicara. Pada waktu pertemuan, ketiganya saling membuka hati. Sejak waktu itulah perasaan bathin sang Pemuda begitu legah. Kalau kemarin perasaannya sangat tertekan, malu, takut dan tidak nyaman, sekarang meras aringan, bebas, nyaman dan bias konsentrasi dengan baik.

Saudara-saudari…

Lewat Injil hari ini kita mendengar bahwa banyak pemungut cukai dan orang-orang berdosa dating kepadaYesus untuk mendengarkan Dia.

Mengapa mereka senang mendengarkan Yesus? Mereka senang dengan Yesus Kristus karena Yesus punya hati untuk merangkul mereka dan selalu siap mendengarkan mereka. Yesus selalu bersedia menerima mereka. Yesus tidak menghitung-hitung kejahatan yang mereka lakukan. Yesus menerimadan mengampuni mereka; Ia meminta mereka untuk tidak berdosa lagi. Yesus memberi mereka hidup baru, manusia baru. Kebaikan dan keterbukaan Yesus dalam menerima mereka secara tidak langsung menggerakkan hati mereka untuk merubah sikap.

Yesus sudah mengangkat derajat orang – orang ini. Mereka yang kemarinnya selalu selalu dikucilkan, kini dirangkul oleh Yesus; mereka yang kemarinnya dianggap pendosa, kini sudah disucikanoleh Yesus Kristus dan sudah mengenakan manusia baru; mereka yang kemarinnya selalu merasa malu karena perbuatan –perbuatan buruk mereka, kini merasa bahagia karena hidup dekat dengan Tuhan.

Sebagai murid Yesus Kritsus, kita pun selalu diajak untukpromosikan sikapYesus ini, yaitu siap sedia menerima orang miskin dan yang dikucilkan agar mereka pun boleh merasakan bahwa mereka tetap punya harga diri dan dihormati sebagai anak-anak Allah.

Selalu diingat bahwa apa pun bentuknya manusia, apapun statusnyamanusia, mereka adalah gambaran Allah, mereka diciptakan oleh Allah. Dan Tuhan selalu hidup dalam diri mereka. Yesus sendiri sudah ingatkan kita, katanya: “Apa saja yang kamu lakukan kepada saudaraku yang paling hina ini, kamu lakukan untuk saya.”

Marilah saudara-saudari…

Kalau hari ini kita bertemu orang miskin dan yang dikucilkan, senyumlah dengan tulus kepada mereka, terimalah mereka sebagai saudara-saaudari kita. Yesus sangat mencintai mereka sebagaimana Dia mencintai kita.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kekuatan dan kesabaran agar kita sanggup promosikan sikap selalu siap menerima orang miskin dan yang dikucilkan dalam hidup harian kita.

Kita meminta Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!