DALAM menjalani kehidupan bermasyarakat, manusia tidak akan terlepas dari kritikan dan teguran yang dilontarkan oleh sesamanya.
Untuk menerimanya memang tidak mudah, namun hendaknya jangan cepat tersinggung, sakit hati bahkan menyimpan dendam. Dendam dan kebencian hanya membuat orang tidak dapat berpikir jernih. Sadari bahwa pelampiasan dendam hanya akan memberikan kepuasan sesaat, selanjutnya hati nurani akan terusik oleh perasaan bersalah dan penyesalan yang menghantui seumur hidup.
Terlepas apakah kritikan tersebut bersifat membangun atau hanya untuk menjatuhkan kita saja, mari kita menanggapinya dengan sikap positif dan ambil hikmahnya.
Mari belajar untuk:
- bersyukur dan berterima kasih atas kritik positif; pertanda bahwa masih ada orang yang peduli kepada kita dan tidak ingin kita salah arah. Jadikan kritik tersebut sebagai motivasi untuk membenahi dan memperbaiki diri.
- bersabar, mengendalikan diri dan memberi maaf kepada mereka yang memberikan kritik negatif, dan bangun sikap untuk tidak meniru tindakan mereka.
Dengan selalu bersandar kepada Tuhan, semoga kita akan bertumbuh menjadi pribadi yang bijak dan hidup dalam kebenaranNya.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
