PERMAINAN unik mengawali Pelatihan Menulis Produktif bagi para siswa seminari, OMK, dan pelajar SMA di wilayah Kei Kecil Keuskupan Amboina, Kamis (31/8/2017). Usai diberi motivasi untuk menulis, para peserta yang jumlahnya 32 orang itu diajak untuk menuliskan cita-cita pada secarik kertas. Kemudian, mereka melipat kertas menjadi pesawat mainan dan menulis nama pada pesawat masing-masing.
“Permainan ini mengingatkan kita pada masa kecil, ketika kita bercita-cita. Biasanya anak-anak ditanya, kalau sudah besar mau jadi apa? “kata Maria Herjani Sanusi yang memandu.
Usai merakit pesawat cita-cita, para peserta diajak keluar ruang pelatihan. Mereka berdiri dalam dua barisan di halaman tengah rumah Unio Projo Kei Kecil, tempat pelatihan itu diselenggarakan. Masing-masing siap dengan pesawat mainan di tangan kanan. Kemudian, Maria memberi aba aba. Serempak mereka, lantas menerbangkan pesawat ke udara.
Namanya juga mainan. Dari kertas lagi. Pesawat-pesawat itu berhamburan ke udara, lalu jatuh berserakan di halaman.
Permainan makin seru ketika para peserta berusaha mendapatkan kembali pesawat masing-masing. Saling senggol terjadi karena semua serentak menyerbu pesawat-pesawat kertas yang sudah tumbang ke tanah. Ada juga pesawat yang terinjak. Tetapi akhirnya mereka berhasil menemukan pesawat cita-cita masing-masing.
Makna permainan itu, Maria begitu biasa wanita ini disapa menjelaskan, menjadi penulis produktif harus dimulai dengan cita-cita dan motivasi. Sengaja pesawat diberi nama, lanjut Maria, supaya setelah diterbangkan tidak hilang tetapi bisa ditemukan kembali. Artinya, cita-cita dan motivasi awal itu tidak boleh dilupakan.
“Setelah teman-teman kembali dari pelatihan dan melihat pesawat dengan tulisan, ‘saya ingin membuat sekian buah tulisan’, itu jangan dilupakan,”urai Maria.
Pastor Patrisius Angwarmas, Pr, tersenyum melihat semangat para peserta mengikuti permainan menerbangkan pesawat cita-cita. Sebagai Ketua Komisi Komsos Keuskupan, ia juga duduk dalam ruang pelatihan. Ia sengaja mengikutsertakan para pelajar dalam pelatihan yang ia selenggarakan dalam kerja sama dengan Komsos KWI itu.
“Mereka generasi muda Gereja. Usai pelatihan nanti, mereka bisa mewartakan hal-hal yang positif bagi umat dan masyarakat luas,” harapnya.
Pastor Diosesan di Keuskupan Ruteng, Ketua Komisi Komsos Keuskupan Ruteng