Keuskupan Agung Jakarta memberikan perhatian khusus kepada para mahasiswa katolik, yang datang dari penjuru Indonesia dan kini sedang mengenyam pendidikan di kota Metropolitan. Bentuk nyata perhatian Bapak Uskup Ignatius Suharyo selaku Uskup Agung Jakarta, dengan dibentuknya Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta atau biasa disingkat PMKAJ. Pada tanggal 16 – 18 September 2016 para anggotanya mendapat kesempatan untuk menerima pembekalan dari para imam pendamping dan alumnus PMKAJ. Temu Mahasiswa ini diawali dengan misa yang dipimpin oleh Romo Sigit dan Romo Robert di Bukit Talita Mountain Resort – Gabriel Hall. Acara dilanjutkan dengan presentasi per unit, dimana setiap unit menjelaskan tentang seluruh kegiatan KMK yang berada di unit mereka masing-masing dan mengetahui pentingnya PMKAJ bagi mahasiswa Katolik Jakarta.
PMKAJ terdiri dari berbagai unit, yaitu Unit Tengah, Unit Barat, Timur, Selatan dan Pastoran Unika Atmajaya Jakarta.
Temu Mahasiswa diisi dengan pemaparan materi dari narasumber, sharing dari para alumni. Pada sesi pertama,dengan focus pada Arah Dasar KAJ, Romo I.Swasono SJ selaku narasumber menekankan bahwa Allah yang Maharahim itu membawa kita pada pengampunan. Mengutip pendapat Bapa Suci Paus Fransiskus, Swasono menegaskan “kasih itu diwujudkan dalam kehidupan konkret, yaitu kasih Allah sendiri. Bapa Suci juga mengajak agar kita gembira apapun masalahnya”.
Pastor Swasono mengharapkan agar setiap PMKAJ membuat renstra masing-masing, mengadakan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tahun sebelum merencanakan program tahun berikutnya.
Peter Kasenda, salah satu aktivis PMKAJ membawakan materi sesi kedua dengan tema “Muda dan Merdeka”, refleksi PMKAJ dulu dan sekarang. Kasenda menggunakan moment ini untuk membagikan pengalaman dalam karyanya dari awal terbentuknya PMKRI yang lebih mengarah ke politik dan PMKAJ sekarang yang lebih mengarah ke spiritual.
Pembicara lain adalah RD. Antonius Didit Soepartono, menjelaskan inti dari “Muda dan Merdeka”. Menurut Pastor Antonius, “Adapun tantangannya dewasa ini adalah bagaimana menjadi seorang Mahasiswa Katolik, yaitu dengan memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar serta tahu arah Gereja, yaitu sebagai gerakan umat Allah yang membawa Kerajaan Allah yang Maha Rahim dan saling melayani”, demikian harapannya.
Lebih lanjut Pastor Soepartono memberikan kiat menyuarakan “Muda dan Merdeka” ini kepada teman-teman di KMK di setiap kampus. “Kita harus menjadi gembala yang baik, jangan putus asa dan terus ajak mereka agar tetap aktif”.
Dalam temu mahasiswa ini disediakan juga sesi khusus untuk sharing. Beberapa alumni didaulat untuk membagikan pengalaman mereka DR.MF.Christiningrum,Ak,Ca, salah satu alumni PMKAJ mengharapkan agar anak muda harus berani bermimpi. Menurut Christin “mimpi itu gratis! Jangan memperdulikan mimpi orang lain”. Dia juga mengajak segenap anggota PMKAJ agar memiliki kemampuan membuat prioritas, mengembangkan potensi diri dan mampu menghasilkan focus.
Alumni lain yang diberi kesempatan untuk membagi pengalaman adalah Veronica Rintar Hutagalung, SIK. Seperti pembicara sebelumnya, Oni juga menitipkan beberapa harapan. “Milikilah cita-cita sesuai hobi, jangan takut lelah, sakit, lapar, berpikirlah yang positif, banyak membantu orang susah, dan banyak berdoa serta berpegang pada Tuhan saja. Adapun pentingnya berjejaring, yaitu membawa manfaat penting bagi kehidupan terutama untuk masa depan kaum muda dalam dunia bisnis. Hal terpenting adalah persahabatan yang harus dibina terus menerus” demian pesannya.
Peran serta orang muda Katolik khususnya para mahasiswa Katolik di Jakarta dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi suatu perhatian yang penting bagi Gereja saat ini. Kaum muda diajak untuk semakin berbakti, bukan hanya kepada sesama, tapi juga kepada masyarakat luas dan bangsa dengan mengamalkan Pancasila dan menikmati kemerdekaan bersama Allah dengan semangat muda.
Penulis berita:
- Anastasia Meiske (Keke) Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita, Program Studi D3-Sekretari, angkatan 2014.
- Theresia Lourencia (Tere). Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita, Program Studi D3-Sekretari, angkatan 2015.
Editor: RD. Kamilus Pantus
Kredit Foto: Temu Mahasiswa Katolik KAJ
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019