Selesai sudah training of trainer OMK Pembawa Kabar Gembira Lewat Media sosial. Setelah dibekali beragam pengetahuan praktis tentang Media Sosial oleh para mentor berpengalaman sejak Jumat hingga Minggu, 42 Orang Muda Katolik akhirnya kembali ke keuskupannya masing-masing. Mereka berikrar untuk siap menjadi Pewarta Kabar Gembira melalui media sosial.
Ikrar itu disampaikan 42 Orang Muda Katolik sesaat setelah mereka mengikuti misa penutupan di Wisma KWI di Jl. Bango 20, Cilandak Jakarta Selatan. menggebu Bara muda di dada mereka siap mengaplikasikan sejumlah rencana aksi. Di antara mereka, ada Lorenda, salah seorang peserta Training dari Keuskupan Tanjung Selor. Lorenda datang bersama seorang sahabat pendiri Sekolah Budaya Dayak, Marina. Ia mengakui bahwa sekalipun wilayah keuskupan Tanjung Selor membentang luas di sebagian besar pedalaman Kalimantan, tekadnya untuk melakukan evangelisasi lewat media sosial tidak pernah pupus.
“ Dengan perkambangan teknologi komunikasi dan informasi seperti sekarang, kami tentu berupaya maksimal untuk melakukan pewartaan di media sosial”, ujarnya.
Berbeda dengan Lorenda, Siska, seorang peserta ToT dari Keuskupan Malang mengaku kini ia lebih mudah melakukan pewartaan di media sosial. Itu dikarenakan semakin canggihnya media sosial dan keterjangkauannya tak diragukan lagi.
“Apalagi dengan pembekalan materi sejak Jumat (7/9/2017 hingga Minggu (10/9/2017), begitu banyak hal teknis dapat dipelajari, dan itu sangat membantu kami”, ujar Siska.
Menanggapi ikrar Orang Muda Katolik peserta ToT itu, Sekretaris Komisi Kepemudaan, Romo Antonius Haryanto pun berpesan agar orang muda Katolik tak menyia-nyiakan kehadiran media sosial saat ini. “Mari gunakan media sosial untuk mewartakan kabar gembira”.
Romo Haryanto juga berpesan apabila Orang Muda Katolik mengalami kesulitan di tingkat Keuskupan terutama soal komunikasi, mereka dapat menyampaikan hal itu kepadanya.
Selama tiga hari mengikuti ToT, peserta dibekali dengan berbagai materi dan latihan praktis seperti bagaimana OMK Menciptakan Isu Positif, apa yang dapat dilakukan OMK dengan kehadiran Media Sosial, dan bagaimana OMK tidak bisa jatuh ke pelaku penyebar hoax.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.