Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.” (Luk 4, 20)
SETELAH masuk sakristi, seorang pemazmur merasakan kelegaan yang luar biasa, bisa bernafas panjang dan seolah terbebas dari ‘beban moral’ yang begitu berat. Berdiri di mimbar menjadi momok yang menggelisahkan.
Semua mata tertuju kepadanya: dari yang duduk di bangku depan sampai belakang; dari bangku paling kanan sampai bagian kiri. Banyak tatapan mata yang memberikan dukungan dan peneguhan; ada pula tatapan mata yang mencari kesalahan atau kelemahan. Mereka melihatnya dari ujung kaki sampai ujung rambut: ya sepatunya, pakaiannya, wajahnya yang pucat, rambutnya yang kurang rapi.
Tatapan mata banyak orang yang semakin membuat grogi, gragapan, keluar keringat dingin dan kepala berkunang-kunang. Mimbar terasa bergoyang dan mikrofon nampak semakin besar. Semua mata tertuju kepadanya! Ini menunjukkan bahwa seorang pribadi bisa menjadi pusat perhatian. Hal ini tentu tidak hanya terbatas dalam mimbar gereja, tetapi juga di tempat lain.
Semua mata bisa tertuju pada seseorang di atas panggung, di lapangan bola, di tempat kerja, di dalam kelas, di puncak tower atau di tempat lain. Seseorang bisa menjadi pusat perhatian karena berbagai alasan, seperti: cantik atau tampan, bintang atau idola, akrobatik, tokoh penting atau pelaku utama dalam sebuah kasus atau peristiwa tertentu. Juga karena alasan kemampuan, bakat, potensi khusus yang dimiliki oleh seseorang dan tidak dimiliki orang lain.
Banyak orang sering memusatkan perhatian pada pribadi tertentu juga dengan berbagai alasan, seperti: mendengarkan nasehat dan pengajarannya; melihat polahnya yang lucu atau kemampuannya yang hebat; ingin semakin mengenal dan memahami pribadinya; mau belajar dari apa yang dikatakan atau dilakukan.
Mata semua orang di rumah ibadat juga tertuju pada Yesus, setelah Dia membacakan kutipan dari Kitab Nabi Yesaya. Apa sesungguhnya yang mereka pikirkan, bayangkan, harapkan, kehendaki dari Yesus? Sejauh mana mataku juga tertuju kepada-Nya?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.