Beranda KWI KOMSOS KWI Tantangan Menulis Bagi Suster FCJM

Tantangan Menulis Bagi Suster FCJM

Pematangsiantar – JON Lesek, redaksi OBOR sekaligus fasilitator pelatihan menulis renungan untuk suster FCJM Pematangsiantar masuk ke sesi dua. Beliau mengawalinya dengan diskusi kesulitan menulis yang dialami para suster.

Suster Evifania Sinaga, FCJM mengacungkan tangan. “Minat menulis kurang karena saya menilai minat membaca sekarang ini juga kurang, khususnya pada anak muda.” Terkesan sia-sia bila menulis tapi tidak ada yang membaca; buku-buku sekarang terbungkus rapi tidak terbaca.

Suster Lydia Simbolon, FCJM yang sudah menulis buku “Cahaya Sabda” pun mengaku punya tantangan sendiri. “Saya sering bingung kata apa yang harus digunakan, karena saya nilai tulisan saya masih kaku.”

Jon sepakat, setiap penulis punya tantangan dan kecemasan masing-masing. “Apakah tulisan saya dibaca orang? Apakah membawa manfaat? Apakah menarik?” “Jangan menoleh ke belakang, jangan berhenti menulis! Maju terus! Gali terus topik-topik yang bisa ditulis.”

Ada pula keluhan mengenai sempitnya waktu yang tersedia untuk menulis. Mengenai ini, Jon menanggapi, “Sempitnya waktu hanya kontruksi pikiran kita. Kita yang membuat diri kita dikejar-kejar waktu.” Jon menyarankan supaya penulis membuat jadwal rutin. Tim redaksi OBOR ini mengutip seorang penulis, “Menulis yang baik adalah pada waktunya. Kalau waktunya sempit, justru itulah waktunya menulis.”

BACA JUGA:

Pelatihan Menulis Renungan Perdana Komsos KWI dan OBOR