PERKEMBANGAN internet yang dibarengi dengan perkembangan media sosial yang begitu pesat telah menjadi tantangan baru bagi keluarga-keluarga di Indonesia terutama keluarga Katolik. Apalagi di Indonesia jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan. Sementara jumlah pengguna media sosial seperti facebook, Indonesia menempati urutan kelima di dunia.
“Apakah bapak-ibu tergolong milenial. Apakah semua bapak ibu pegang gadget? Dan apakah bapak-ibu saat bangun tidur langsung membuka gadget anda? Jika iya berarti bapak dan ibu di sini termasuk golongan millenial,”ujar Pakar Komunikasi Errol Jonathans dalam seminar puncak Pekan Komunikasi Sosial Nasional – Konferensi Waligereja Indonesia (PKSN-KWI) di Aula Lux ex Oriente, Katedral Sorong, Papua, Sabtu (16/5/2015).
Manusia hari ini memiliki kebiasaan baru yaitu interaktif, searching, sharing, narsis. Hal ini menjadi ancaman sekaligus tantangan bagi kita. Kecenderungan lebih suka chating di dunia maya daripada di dunia nyata.
“Jadi jangan heran jika anak-anak kita akan lebih senang mencari jawaban dengan mesin pencari google dibanding bertanya kepada bapak-ibunya. Karena mereka memiliki kakek google yang cerdas. Hal ini menjadi ancaman sekaligus tantangan bagi keluarga,” tambah Errol.
Mulailah muncul kegagapan teknologi. Ada juga kecenderungan semua hal yang virtual dianggap nyata. Perkembangan ini menjauhkan yang dekat dan sebaliknya mendekatkan yang jauh. Karena asyik dengan gadgetnya masing-masing, orang sudah tidak peduli dengan orang lain. Ketergantungan dengan media sosial dan internet makin menjadi. “Dalam hal ini, budaya pengguna mengalahkan budaya pencipta,”tegas Errol.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI