“Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.” (Kis 9, 26)
TADI malam saya melihat sebuah vila pribadi yang begitu bagus. Letaknya tidak jauh dari tempat rekreasi. Segala fasilitas dan perlengkapan hidup tersedia denga lengkap.
Saya bertanya, “Sering tinggal di sini gak?”
Pemiliknya menjawab, “Jarang sekali tinggal di sini. Anak dan istri tidak mau diajak nginap di sini dengan alasan capai, sepi, dsb. Tinggal di sini sendirian, ya gak enak lah.”
Manusia memang tidak bisa hidup seorang diri. Banyak orang tidak betah hidup sendirian, sekalipun berbagai macam fasilitas hidup tersedia dengan lengkap. Dalam kesendirian, orang bisa tercekam rasa sepi yang menakutkan atau menggelisahkan.
Dari kodratnya, manusia itu makhluk sosial, artinya selalu membutuhkan orang lain dan terarah kepada orang lain. Maka tidap orang mempunyai teman atau sahabat. Banyak orang suka berteman dan bersahabat, sejak usia dini. Mereka bermain dan bekerjasama, saling membantu dan menolong, saling meneguhkan dan menguatkan. Banyak orang juga terlibat dalam berbagai kelompok, organisasi atau komunitas tertentu. Masing-masing mempunyai dinamika dan kegiatan khas, dengan ciri sosial, religius, politis, ideologis atau hanya sekedar ‘fun.’
Banyak orang mudah berteman dan bersahabat. Mereka mudah diterima dan masuk ke dalam kelompok apa saja. Namun demikian, ada juga orang yang tidak mudah diterima dalam suatu kelompok atau komunitas tertentu. Banyak anggota kelompok atau komunitas keberatan untuk menerima seseorang, dengan berbagai alasan. Ada orang yang tidak diterima dalam suatu kelompok, karena kebiasaan membanggakan suksesnya, suka mengkritik, tidak jujur, suka nggosip orang atau alasan lain.
Saulus juga punya pengalaman seperti in, yakni tidak mudah bergabung dengan kelompok murid lain. Mereka takut dan tidak percaya pada Saulus, yang dikenal sebagai penganiaya dan pembunuh. Betapa tidak mudah untuk bergabung ke dalam komunitas murid.
Bagaimanakah pengalamanku dalam hal ini?
Teman-teman selamat siang dan selamat berhari Minggu. Berkah Dalem.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.