Sungguh Menyakitkan Kalau Cinta Ditolak!
(Lukas 13: 31 – 35)
Saudara-saudari… Pernahkah anda ditolak oleh orang yang anda kenal? Bagaimana perasaan anda waktu anda ditolak?
Pada suatu hari Peter datang membagi perasaan kecewanya kepada saya. Pada suatu siang, sekitar jam 12, Peter membawa Yakobus dan Tomas ke rumah seorang teman, namanya Yohanes. Sewaktu mereka tiba di pintu rumah, Yohanes, teman Peter datang membuka pintu dan menyambut mereka dengan satu teguran yang sungguh menyakitkan, katanya: “Kamu tidak telpon saya. Saya tidak siap makan siang untuk kalian.” Peter begitu kaget mendengar teguran itu dan sungguh merasa malu. Dengan sopan Peter berkata: “Kami hanya mau bertemu sebentar, kemudian kami pergi. Kalau engkau ada air dingin, syukurlah, kami minum air dingin dulu.” Mereka masuk ke kamar makan dengan perasaan tidak enak. Menurut Peter, hari itu sungguh hari sial baginya; merasa ditelanjangkan di depan kedua temannya; merasa sungguh sedih; hatinya sakit.
Hari ini, Yesus ungkapkan perasaan kecewanya kepada orang Farisi dan para pemimpin agama Yahudi, karena mereka selalu menolak Dia. Sewaktu orang Farisi katakan kepada Dia: “Pergilah, tinggalkan tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.” Apakah pemberitahuan ini adalah ungkapan rasa kasihan mereka kepada Yesus? Apakah benar bahwa Herodes mau membunuh Yesus? Atau ini satu permainan orang Farisi untuk menjerat Yesus?
Jawaban Yesus menaggapi pemberitahuan orang Farisi itu adalah: “Katakan kepada si Serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang.” Itu berarti Yesus sama sekali tidak takut kepada siapa-siapa. Setan yang punya kekuatan melebihi manusia saja Yesus tidak takut, apalagi manusia; penyakit yang bisa melumpuhkan manusia pun Yesus bisa atasi, apalagi manusia. Lewat pernyataan ini Yesus secara tidak langsung mau katakan kepada orang Farisi bahwa Ia punya kuasa melebihi Herodes. Ia samasekali tidak takut kepada Herodes.
Ada yang menafsirkan pernyataan orang Farisi ini sebagai satu jeratan bagi Yesus. Yesus harus segera tinggalkan Galilea dan pergi ke Yerusalem dan di Yerusalem pemimpin agama dan orang Farisi akan menangkap Dia. Tafsiran ini dikuatkan dengan pernyataan Yesus sendiri, kataNya: “Tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang yang diutus kepadaMu!” Yesus adalah utusan Allah. Ia adalah Mesias. Ia tahu bahwa Ia pun akan dibunuh di Yerusalem.
Lewat Injil hari ini, Yesus juga ungkapkan perasaan sedihNya atas Yerusalem. Ia diutus Allah untuk menyelamatkan orang Yahudi, tetapi justru pemimpin dan pemuka agama Yahudi sendiri yang menolak Dia. Ia selalu menawarkan cintaNya kepada mereka, tetapi cintaNya selalu ditolak. Ini satu pukulan yang sungguh menyakitkan bagi Yesus. Injil melukiskan kesedihan Yesus. Yesus berkata: “Yerusalem, Yerusalem, berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” Yesus betul merasa sedih karena kerinduannya tidak terpenuhi. Ia rindu mengungkapkan perasaan cintanya kepada mereka tetapi mereka selalu menolakNya. Sebagai puncak dari penolakkan mereka adalah Dia disalibkan.
Saudara-saudari: Kita semua adalah para pengikut Kristus. Kita semua sudah menjadi saudara dan saudari Yesus Kristus. Oleh sakramen Permandian kita sudah menjadi anggota Gereja yang sah. Kepala Gereja kita adalah Yesus Kristus dan kita semua adalah anggota-anggotanya.
Pertanyaan untuk kita: sebagai anggota Gereja, apakah kita selalu setia dan tekun mengikuti perintah Kepala kita, yaitu Yesus Kristus? Sebagai anggota Gereja, apakah kita selalu menerima cinta Kristus, sebagai kepada Gereja? Kalau kita selalu mencintai dan menjalankan perintahNya dengan penuh tanggunjawab, bersyukurlah! Tetapi kalau kadang kita gagal, mintalah pengampunan dari padaNya.
Marilah saudara-saudari… bahagiakanlah Tuhan kita dengan wujud-nyatakan ajaran dan perintahNya dalam hidup harian kita.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman dan cinta kita kepadaNya serta tekun menjalankan perintahMu.
Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen!
Kredit Foto: bricioledivangelo.blogspot.com.
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.