“Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.” (Kis 4, 13)
SAAT ini banyak sekolah dari berbagai kota mengadakan kegiatan live in di desa-desa. Para siswa diajak pergi dan tinggal di rumah-rumah penduduk selama beberapa hari. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh tuan rumah. Suatu saat seorang siswa bertanya kepada seorang ibu, “Ibu dulu sekolah dimana saja?”
Si ibu menjawab dengan bahasa Indonesia yang grathul-grathul, “Lahhh, saya malah tidak pernah mambu sekolah. Tidak bisa baca dan tulis. Tapi sampai sekarang ya masih tetap hidup, bisa bekerja dan mencari nafkah. Bisa punya anak-anak dan mereka sudah mentas semua.”
‘Tidak pernah mambu sekolah”, artinya tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bangku sekolah. Ibu itu tidak pernah mendapatkan pelajaran membaca, menulis dan berhitung.
Ibu itu tidak pernah mempunyai status sebagai seorang siswa atau pelajar. Ibu itu memang tidak bisa dikatakan sebagai orang yang terpelajar. Mungkin masih banyak generasi tua yang tidak terpelajar. Mereka tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah dengan berbagai alasan. Jaman dulu sekolah hanya diperuntukkan bagi para priyayi. Maka orang-orang biasa yang bersekolah, artinya mau menjadi priyayi atau kelompok orang yang terhormat. Saat ini, orang yang tidak terpelajar mungkin juga masih ada.
Orang-orang yang tidak terpelajar biasanya sulit bekerja dalam lembaga pemerintahan atau swasta, yang biasanya mensyaratkan lulus pendidikan dalam jenjang tertentu. Orang yang tidak terpelajar seringkali juga tidak memiliki banyak akses untuk mendapatkan informasi atau kemudahan hidup yang lain. Sekalipun mempunyai berbagai keterbatasan, banyak orang yang tidak terpelajar bisa sukses dalam hidupnya. Mereka berhasil dalam usaha dan pekerjaannya.
Banyak orang yang tidak terpelajar bisa bahagia di dalam hidupnya. Bahkan banyak orang tidak terpelajar bisa menjadi berkat bagi banyak orang lain. Petrus dan Yohanes juga termasuk orang yang tidak terpelajar. Namun mereka dipanggil menjadi rasul Tuhan, saksi Kabar Gembira, perantara berkat kesembuhan bagi orang sakit. Apa arti terpelajar, bagi diriku, sesama dan Tuhan?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Waduk di Pengalengan, Bandung/Mathias Hariyadi)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.