PERKEMBANGAN teknologi yang berbasis internet dengan sendirinya membuat media mainstream atau media-media ‘lama’ melakukan konvergensi. Konvergensi media merupakan penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan.
Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.
Konvergensi jaringan sendiri merupakan koeksistensi efisien telepon, video dan komunikasi data dalam satu jaringan. Penggunaan beberapa mode komunikasi dalam jaringan tunggal menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas bukan tidak mungkin dengan prasarana yang terpisah.
Contohnya radio atau video yang memanfaatkan internet untuk penayangannya. Karena itu muncullah radio atau video streaming. Jadi tidak hanya suara yang muncul tapi juga gambar.
Munculnya beragam media sosial, menurut Pakar Komunikasi yang juga CEO Grup Suara Surabaya Media Errol Jonathans menjadi medium potensial pewartaan khususnya bagi komisi komunikasi sosial.
”Apakah para pastor, suster dan bapak ibu yang terlibat dalam komisi komunikasi sosial sudah memanfaatkan media-media ini untuk sarana publikasi gereja dan pewartaan?”ujar Errol Jonathans dalam Workshop Media Sosial Sarana Pewartaan di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Barat, Selasa (1/7/2014).
Pergeseran paradigma
Konvergensi media tidak hanya pada persoalan pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru.
Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.
Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten).
Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.
Nah, bila para pastor, bruder, suster atau penggiat komunikasi sosial sudah mengagunakan teks sekaligus foto, video lewat media online utamanya website dan internet untuk menyampaikan dan menyebarluaskan karya-karya pastoralnya, renungan-renungan serta refleksi hidup dan karyanya, opini sekaligus gagasan-gagasan pengembangan diri dan masyarakat demi berkembangnya penghayatan hidup kristiani seluruh umat kristiani dan masyarakat pada umumnya, konvergensi media sudah bisa dikatakan sedang diterapkan.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI