DERASNYA arus informasi akibat pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi mau tidak mau memengaruhi budaya kita. Arus ini tidak bisa dibendung. Ada efek negatif, tetapi juga positifnya. Kita harus bijak menyikapinya.
Pakar komunikasi sekaligus CEO Grup Suara Surabaya Media Errol Jonathans mengingatkan bahwa media-media ini semua bisa dimanfaatkan dan dipergunakan untuk membangun solidaritas, bukan untuk chating-chatingan saja.
Dalam seminar bertajuk “Komunikasi : Budaya Perjumpaan yang Sejati” di Aula Seruni, Keuskupan Weetbula, Sumba, NTT, Sabtu (31/5/2014) yang diikuti oleh para romo, suster dan orang muda katolik ini, Errol Jonathans juga menyampaikan materi tentang bagaimana media-media sosial yang didukung internet ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pewartaan.
Mengutip apa yang disampaikan ketiga paus kita dalam pesannya di hari komunikasi sosial sedunia, Errol menyebutkan, Paus Yohanes Paulus II pada hari komsos 2002 menyebutkan bahwa “Gereja menyikapi internet dengan realisme dan rasa percaya diri. Internet adalah sarana bukan tujuan. Bagi gereja dunia maya seperti petualangan besar yang potensial untuk pewartaan injil. Dan tantangan ini merupakan inti makna mengikuti perintah Tuhan agar masuk makin dalam.”
Sementara itu Paus Benediktus XVI pada 2010 menyebutkan “Media baru memberi kemungkinan pastoral yang baru dan kaya mendorong imam untuk melibatkan diri dalam universalitas perutusan gereja dan membangun persahabatan yang luas dan konkret serta memberi kesaksian di dunia zaman kini tetang hidup baru yang berasal dari injil Yesus.”
Di zaman ini, Paus Fransiskus dalam pesannya menyebutkan bahwa dengan sarana internet, pesan kristiani dapat menjangkau sampai ke ujung bumi. “Dengan menjaga pintu-pintu gereja terbuka, juga berarti menjaganya terbuka dalam lingkungan digital sehingga orang-orang apa pun keadaan hidupnya dapat masuk sehingga Injil dapat pergi menjumpai semua orang.”
Jadi, ketiga paus mengatakan bahwa internet bisa menjadi sarana pewartaan. Injil diseberangkan melalui sarana-sarana ini, kata Errol.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI