HARI ini, kami bergerak menuju Karangkobar. Kami berkoordinasi dengan Dompet Duafa, sub Posko Karangkobar, dan dapur umum Dinsos.
Perjalanan menuju Karangkobar mengalami kendala. Sebab, jalan utama menuju Karangkobar diinfokan terputus. Kami melewati Slotri yang merupakan jalan perkampungan. Jalan ini tidak bisa dilalui dengan kendaraan berlawanan arah. Kami harus menunggu lama untuk bergantian jalur.
Selama perjalanan, hujan deras membuat suasana kacau. Orang saling berebut jalanan agar dapat menghindar longsoran tanah susulan, mengingat kemacetan berada tepat di antara dua perbukitan.
Kami menemui Mas Syamsul, koordinator Dompet Duafa. Hasil dari koordinasi itu adalah mereka bersama BPBD, Basarnas, BPR akan mengadakan asesmen di daerah Jemblung selama tiga hari. Kami menunggu info dari Dompet Duafa untuk terlibat dalam tindaklanjut setelah asesmen.
Kebetulan, kami mendapat bantuan relawan TAGAR dari Magelang. Prinsipnya, kami siap membantu dan terlibat bersama dengan Dompet Duafa. Namun ketika situasi mendesak, kami bisa mengeksekusi tanpa menunggu dari Dompet Duafa.
Sub Posko Stasi St. Lukas Karangkobar
Kami mengunjungi Sub Posko Karangkobar yang merupakan Stasi St. Lukas Paroki Banjarnegara. Kami koordinasi dengan relawan sub Posko dan menegaskan untuk tetap koordinasi dengan Posko St. Antonius Banjarnegara. (Baca juga: Posko St. Antonius Paroki Banjarnegara untuk Para Korban Longsor Jemblung (1)
Hujan deras tidak berhenti hingga kami mengunjungi Dapur Umum Dinsos. Kebetulan, Kabag Dinsos adalah umat Paroki Banjarnegara. Sehingga kami bisa masuk untuk support kebutuhan mereka. Dapur Umur Dinsos akan koordinasi dengan sub Posko Karangkobar untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Berdasarkan dari hasil kunjungan tiga tempat tadi, ada banyak kebutuhan yang diperlukan:
- Bahan pangan: tahu, tempe, ikan asin.
- Gas elpiji 12 kg.
- Kertas minyak untuk nasi bungkus.
- Minyak goreng
Melihat hujan deras yang hampir setiap hari terjadi, kami membutuhkan perlengkapan untuk relawan:
- Jas hujan.
- Obat-obatan seperti vitamin untuk daya tahan tubuh, obat herbal untuk masuk angin.
Sekitar pukul 9.00, kami memutuskan pulang melalui Pajewaran-Madukoro. Sepanjang perjalanan, kami melihat di bibir jalan tanah sudah longsor hampir menutup jalan. Kami menduga dengan curah hujan yang tinggi akan ada longsor susulan. Ada banyak jalan sudah amblas dan tanah dari tebing longsor. Akses untuk sampai Karangkobar bisa menggunakan mobil hanya melalui Madukoro. Memang, jalur ini sedikit lebih jauh.
Ancaman longsor susulan
Sampai di Posko St. Antonius Banjarnegara pukul 19.30, kami mendengar info di Punggelan, Ds. Slimpet Tlagamaya terjadi longsor susulan. 4 RT sudah menngungsi. Di Madukara Sipete, kebun sehektar longsor. Di situ ada 9 KK yang sulit diajak untuk mengungsi.
Selang satu jam, tim TAGAR datang dengan membawa personil sebanyak 21. Mereka datang dengan membawa perlengkapan lengkap. Mereka sangat semangat. Padahal, kami juga baru saja tiba dan sedang makan. Terpaksa, kami koordinasi singkat dengan membuat map manager situasi umum. Pukul 21.30, kami berkumpul bersama untuk perkenalan sambil membicarakan program besok.
Rencana besok, kami akan membagi personil ke tiga lokasi, yaitu: Pencil, Jemblung, dan Slimpet. Fokus kami pada Slimpet mengingat kejadian ini baru saja terjadi. Sementara ini semua relawan beristirahat di Posko St. Antonius Banjarnegara.
Demikian laporan singkat kegiatan Posko St. Antonius Banjarnegara.
Salam Belarasa
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.