LAHIR dari keluarga Kristiani dan segera menjadi imam di Vietnam. Di usia 24 tahun, ia belajar bahasa Latin dan semakin mendalami kehidupan rohaninya. Yoseph bergabung dengan ordo ketiga Dominikan karena ingin menghidupi komitmen konsekrasi baptisnya. Ketika terjadi penangkapan, uskup yang mendidiknya ditangkap terlebih dulu. Ia datang untuk membela sang uskup, hingga ikut ditangkap, disiksa, dan dipenggal. Ia dikanonisasi oleh St. Yohanes Paulus II pada 1988.
Sumber: “disadur dari santibeati.it”
Kredit Foto: laydominicans.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.