St. Yosef harus mengalami banyak penderitaan karena ulah beberapa orang yang hendak mengambil alih ordonya. Mereka ingin mengelolanya sesuai dengan cara mereka. Suatu ketika ia bahkan diarak di jalan-jalan bagaikan seorang tahanan. Ia nyaris dijebloskan ke dalam penjara, meskipun imam yang baik ini tidak melakukan kesalahan apapun. Ketika umurnya sembilanpuluh tahun, Pastor Yosef menerima kabar yang sangat menyedihkan. Ordonya dilarang terus berkarya. Namun demikan, menanggapi tragedi tersebut Pastor Yosef hanya mengatakan, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil; terpujilah nama-Nya. Karyaku diselenggarakan semata-mata karena cinta kepada Tuhan.”
Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1648, orang kudus ini wafat dalam tenang dan damai. Usianya sembilanpuluh dua tahun. Beberapa tahun sesudah wafatnya, ordonya, Ordo Imam-imam Piarist, diijinkan untuk melanjutkan kembali karya St. Yosef yang mengagumkan. St. Yosef dinyatakan kudus oleh Paus Klemens XIII pada tahun 1767 dan dinyatakan sebagai santo pelindung sekolah-sekolah Kristen pada tahun 1948 oleh Paus Pius XII.
“Siapa yang bertanggung jawab mengajar haruslah dikarunia kasih-sayang yang mendalam, kesabaran yang besar, dan terutama, kerendahan hati yang luar biasa.” ~ St. Yosef dari Calasanz
Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: Santo Yosef Calasanz, www.piaristfathers.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.