Beranda KATEKESE Teladan Kita St. Vinsentius dari Saragossa, 22 Januari

St. Vinsentius dari Saragossa, 22 Januari

Santo Vinsentius dari Saragossa, ilustrasi dari en.wikipedia.org

VINSENTIUS wafat dimartir di Spanyol pada tahun 304, yaitu tahun yang sama St. Agnes wafat dimartir di Roma. Mereka berdua merupakan korban dari penganiayaan kejam yang dilakukan oleh Kaisar Dacian.

Vinsentius dibesarkan di Saragossa, Spanyol. Ia menerima pendidikan dari Uskup St. Valerius. Bapa Uskup melantik Vinsentius sebagai diakon. Meskipun Vinsentius masih muda, St. Valerius mengenali bakat-bakatnya dan kebaikan hatinya. Uskup Valerius memintanya untuk mewartakan dan mengajarkan tentang Yesus dan Gereja.

Kaisar Dacian menangkap baik Valerius maupun Vinsentius. Ia memenjarakan mereka untuk jangka waktu yang lama. Tetapi, keduanya tidak membiarkan diri berputus asa. Mereka berdua tetap setia kepada Yesus. Kemudian, kaisar mengirim Uskup Valerius ke pembuangan, tetapi Diakon Vinsentius diperintahkannya agar disiksa dengan kejam.

Vinsentius mohon kekuatan dari Roh Kudus. Ia ingin tetap setia kepada Yesus tak peduli betapa dahsyat derita yang akan menimpanya. Tuhan mengabulkan permohonannya dengan memberikan kekuatan yang ia minta. Diakon Vinsentius tetap merasakan kedamaian selama menjalani segala macam siksaan yang dikenakan kepadanya. Ketika aniaya telah berakhir, ia dikembalikan ke penjara di mana ia mempertobatkan penjaga penjara. Pada akhirnya, kaisar menyerah dan mengijinkan orang mengunjungi Vinsentius. Umat Kristiani datang dan merawat luka-lukanya. Mereka berusaha sebaik mungkin agar Vinsentius merasa nyaman. Tak lama kemudian Vinsentius wafat.

Marilah pada hari ini kita berdoa menggunakan kata-kata St. Vinsentius: “Ya, Tuhan, penuhilah kami dengan Roh-Mu dan kuatkanlah kami dalam kasih-Mu.”

Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”

Foto: Santo Vinsentius dari Saragossa, ilustrasi dari en.wikipedia.org