MENDERITA lumpuh sejak kecil, ia hidup di depan gereja San Clemente, mengemis. Setiap hasil yang ia dapat diperuntukkan ke keluarganya dan orang miskin lainnya.
Ia tidak bisa membaca dan menulis. Maka itu, setiap imam yang lewat, ia minta tolong untuk membacakan kitab suci. Kemudian, ia merasa disegarkan secara rohani dan terus bersyukur.
Meski hidup begitu, ia tetap mencerminkan Kristus. Siang dan malam, ia memuji Tuhan. Orang bahkan datang untuk nasihat dan penghiburan dari Servulus.
Di ujung hayatnya, ia berkata, “Tenang, tidakkah kamu dengar suara nyanyian dari surga itu?” Barulah ia menghembuskan napas terakhirnya.
Sumber: “disadur dari santibeati.it”
Kredit Gambar: catholic.org dan magnificat.ca
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.