Sergius seorang pemuda yang tinggi besar dan kuat. Ia cukup kuat bertahan menghadapi dingin yang menggigit dan angin kencang yang menerpa rumah hutannya. Ia bahagia berdoa kepada Tuhan dan mengasihi-Nya dengan segenap hati. Ia menyebut api dan petir sebagai teman-temannya; ia bahkan berkawan dengan beruang-beruang. Tak lama kemudian, para pemuda yang lain datang untuk ikut ambil bagian dalam hidup Sergius yang kudus. Para pemuda itu meminta Sergius menjadi abbas mereka. Sergius ditahbiskan sebagai imam dan memimpin biara dengan amat bijak.
Suatu ketika kala sebagian dari para biarawan bersama saudaranya sendiri – Steven – yang telah kembali – berselisih paham dengannya, Sergius pergi demi memelihara perdamaian di biara. Empat tahun kemudian, Sergius diminta kembali. Para biarawan begitu gembira melihatnya hingga mereka mencium tangannya, kakinya dan bahkan jubahnya. Para penguasa sering datang minta nasehat Sergius. Ia menjadi begitu terkenal hingga ia diminta untuk menjadi Uskup Keuskupan Rusia yang besar. Namun ia terlalu rendah hati untuk menerimanya. Pangeran Moskow tidak yakin apakah sebaiknya ia berupaya melawan bangsa kafir Tartar yang biadab. St Sergius mengatakan, “Jangan takut, Tuanku. Majulah dalam iman melawan musuh. Tuhan besertamu.” Dan bangsa Rusia pun menang. Tidaklah mengherankan mengapa orang banyak mengandalkan dan mengasihi St Sergius. Itu karena kepercayaannya kepada Tuhan dan kerinduannya yang besar untuk membantu semua orang. St Sergius wafat pada tahun 1392.
Marilah pada hari ini kita berdoa bagi Gereja-gereja Timur.
Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: St. Sergius, kopsidas.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.