USKUP dari Aleksandria di tahun 300 ini hidup di zaman St. Katarina (dari Aleksandria) juga. Ia selamat dari pembantaian Kristiani yang dilakukan Diocletian dan melayani sakramen pengakuan dosa bagi mereka yang tidak bisa lolos.

Petrus tidak disukai oleh kaum ekstremis karena ia membuat suatu peraturan untuk mereka yang ingin diakui imannya oleh Gereja lagi dengan syarat penitensi tertentu. Ketika perburuan umat Kristiani dimulai lagi tahun 306, ia terpaksa kabur dari Aleksandria. 5 tahun setelahnya, di kala penangkapan sedang lengah, ia kembali ke kota, tetapi ditangkap juga.

Petrus dipenggal dan disebut “penutup dan pelengkap para martir” karena ialah orang Kristen terakhir yang dibunuh pemerintahan Romawi.

Eusebius dari Kaesarea menyebut Petrus sebagai “uskup teladan, yang dikenal akan hidup baik dan kegemarannya dalam studi Alkitab”

Sumber: “disadur dari catholic.org”

Kredit Foto: St. Petrus dari Aleksandria, classicalchristianity.com