St Pammakius jauh terlebih lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan dibandingkan St Hieronimus yang pemarah. Kerap kali ia menasehati St Hieronimus agar memperhalus atau memilih kata-kata yang lebih lembut, tetapi St Hieronimus biasa mengabaikannya. Sebagai contoh, seorang bernama Jovinian mengajarkan suatu kesalahan yang serius. Hieronimus menulis sebuah tulisan yang dengan keras membeberkan kesalahan-kesalahan Jovinian.
Pammakius membaca tulisan itu dan menyampaikan saran-saran baik untuk mengganti kata-kata yang terlalu keras. St Hieronimus berterima kasih kepada sahabatnya atas perhatiannya, tetapi ia tidak melakukan koreksi. Pammakius juga berusaha menengahi suatu perselisihan antara sahabatnya St Hieronimus dengan seorang bernama Rufinus. Tetapi tampaknya Pammakius tak dapat menggerakkan Hieronimus untuk bersikap lebih lembut dalam menangani orang atau masalah ini.
St Pammakius mempunyai sebuah gereja di rumahnya. Sekarang gereja itu menjadi Gereja Passionis Santo Yohanes dan Paulus. St Pammakius wafat pada tahun 410 pada waktu kaum Goths mengambil alih kekuasaan di Roma. St Pammakius tahu bagaimana menjadi seorang sahabat sejati. Ia seorang yang sportif dan jujur. Kita dapat mohon padanya untuk membantu kita menjadi sahabat sejati bagi teman-teman kita sebagaimana diteladankannya.
Bagaimanakah aku dapat bersikap sportif dan jujur dalam hubunganku dengan sesama?
Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: St. Pammakius, www.oyemagazine.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.