Sejak saat itu, bersama para perempuan kudus lainnya, Maria dengan rendah hati melayani Yesus dan para rasul-Nya. Ketika Yesus disalibkan, Maria ada di sana; di bawah kaki salib. Ia tinggal di sana bersama Santa Perawan Maria dan St. Yohanes tanpa takut akan keselamatannya sendiri. Satu-satunya hal yang dipikirkannya ialah bahwa Tuhan-nya sedang amat menderita. Tidaklah heran jika Yesus berkata tentang Maria: “Ia telah banyak berbuat kasih.” Setelah tubuh Yesus dibaringkan dalam makam, pagi-pagi benar pada hari Minggu Paskah Maria pergi untuk membubuhi tubuh Yesus dengan rempah-rempah. Ia sangat terkejut mendapati bahwa makam telah kosong. Karena tidak menemukan tubuh-Nya yang kudus, Maria mulai menangis. Tiba-tiba ia melihat seseorang yang disangkanya seorang tukang kebun. Maria bertanya kepadanya apakah ia tahu di mana gerangan tubuh Tuhan-nya yang terkasih diletakkan. Kemudian pria itu berbicara dengan suara yang dikenalnya betul: “Maria!” Dia-lah Yesus, berdiri tepat di hadapannya! Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Dan Ia memilih untuk menyatakan diri-Nya pertama kali kepada Maria. Injil menceritakan bagaimana Maria diutus oleh Tuhan sendiri untuk mewartakan Kabar Gembira kebangkitan kepada Petrus dan para rasul. Di abad-abad pertama Gereja, pesta St. Maria Magdalena dirayakan dengan Misa untuk seorang rasul.
St. Maria Magdalena adalah seorang pendosa, tetapi Yesus mengampuni dia. Yesus melihat bahwa ia telah banyak berbuat kasih.
Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: St. Maria Magdalena, www.canaljesustv.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.