St. Klara dan para biarawatinya tidak mengenakan sepatu. Mereka tidak pernah makan daging. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana dan tidak berbicara hampir sepanjang waktu. Namun demikian, para biarawati itu amat bahagia karena mereka merasa Yesus dekat dengan mereka. Suatu ketika sepasukan tentara yang beringas datang untuk menyerang Assisi. Mereka telah merencanakan untuk menyerang biara terlebih dahulu. Meskipun sedang sakit parah, St. Klara minta untuk dibopong ke altar. Ia menempatkan Sakramen Mahakudus di tempat di mana para prajurit dapat melihat-Nya. Kemudian Klara berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan para biarawati. “Ya Tuhan, sudilah melindungi para biarawati yang saat ini tidak dapat aku lindungi,” doanya. Suatu suara dari hatinya terdengar berbicara: “Aku akan selalu menempatkan mereka dalam perlindungan-Ku.” Bersamaan dengan itu, suatu kegentaran hebat meliputi para prajurit dan mereka segera lari pontang-panting.
St. Klara menjadi priorin (=pemimpin) di biaranya selama empatpuluh tahun. Duapuluh sembilan tahun dari masa itu dilewatkannya dengan menderita sakit. Meskipun demikian, St. Klara mengatakan bahwa ia penuh sukacita sebab ia melayani Tuhan. Sebagian orang khawatir para biarawati tersebut menderita sebab mereka teramat miskin. “Kata mereka kita ini terlalu miskin, tetapi dapatkah suatu hati yang memiliki Allah yang Mahakuasa sungguh-sungguh miskin?” St. Klara wafat pada tanggal 11 Agustus 1253. Hanya dua tahun kemudian ia dinyatakan kudus oleh Paus Alexander IV.
“Pergilah dalam damai; engkau telah mengikuti jalan yang benar; pergilah dengan penuh keyakinan, sebab Pencipta-mu telah menguduskanmu, telah memeliharamu terus-menerus, dan telah mengasihimu dengan segala kelembutan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Oh Tuhan, terberkatilah Engkau karena telah menciptakan aku.” ~ St. Klara
Teks: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: St. Clara dari Asisi, www.sanfrancescopatronoditalia.it
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.