Meskipun kepergiannya ke Roma berada dalam pengawalan ketat pasukan, Ignatius sempat singgah di Smyrna dan Troas. Dari kota-kota tersebut ia menulis beberapa pucuk surat kepada umat Kristiani. Dengan demikian, ia menggunakan cara yang sama dengan St. Paulus dalam mewartakan Kabar Sukacita. Salah satu surat yang ditulis Ignatius dari Troas ditujukan kepada St. Polikarpus, seorang rekan uskup, yang kelak juga menjadi seorang martir.
Ketika Ignatius yang terkasih tiba di Roma, ia bergabung dengan umat Kristiani yang pemberani yang menantinya di penjara. Akhirnya, tibalah hari dimana sang uskup dilemparkan ke arena pertunjukan. Dua ekor singa ganas menerkamnya. St. Ignatius wafat sekitar tahun 107. Ia mewariskan kepada kita kesaksian hidup Kristiani serta surat-suratnya yang indah.
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: St. Ignatius dari Anthiokia, www.katakombe.net
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.