“Putera-puteraku akan hidup selama-lamanya jika mereka, seperti saya, mengutuk dewa-dewa berhala dan mati bagi Tuhan,” jawab Felisitas. Wanita yang gagah berani ini dipaksa menyaksikan putera-puteranya dihukum mati. Seorang mati dicambuk, dua orang didera dengan tongkat, tiga orang dipenggal kepalanya dan seorang lagi tewas ditenggelamkan. Empat bulan kemudian, Felisitas juga dihukum pancung. Kekuatannya yang luar biasa itu bersumber pada pengharapannya yang besar akan kehidupan kekal kelak bersama Tuhan dan putera-puteranya di surga.
Dapat dikatakan, St. Felisitas wafat dimartir delapan kali, sebab ia harus menyaksikan satu demi satu puteranya wafat dimartir hingga akhirnya ia sendiri mempersembahkan nyawanya juga bagi Yesus.
Pada hari ini, marilah kita berdoa bagi mereka yang harus menyaksikan orang-orang yang mereka kasihi menderita, baik secara jasmani maupun secara emosional. Semoga mereka mampu merasakan sukacita Yesus yang Bangkit dalam penderitaan mereka.
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Photo Credit: S. Felisitas dan Ketujuh Puteranya, santosantagereja.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.