Setelah Flavian wafat, isterinya – Dafrosa – juga dijadikan tahanan di rumahnya sendiri. Hukuman itu dijatuhkan kepadanya karena kehidupan Kristianinya yang saleh. Kemudian, Dafrosa juga dijatuhi hukuman mati. Bibiana, yang ditinggal sendirian bersama saudarinya – Demetria – dengan segenap hati mempercayakan diri kepada Tuhan dan berdoa. Segala milik mereka dirampas. Lalu, kedua gadis tersebut diajukan ke pengadilan. Demetria yang malang begitu ketakutan sehingga tewas seketika di kaki hakim. Bibiana diserahkan kepada seorang perempuan pendosa yang ditugaskan untuk menjadikan Bibiana sejahat dirinya. Perempuan itu membujuk dengan kata-kata manis dan dengan banyak akal licik supaya Bibiana jatuh dalam dosa. Tetapi Bibiana tidak dapat dibujuk. Ia dibawa kembali ke pengadilan dan didera. Namun, ia tetap teguh pada iman dan kesuciannya. Akhirnya, St. Bibiana didera dengan cambuk timah hingga wafat. Seorang imam menguburkan jenasahnya pada malam hari di samping ibu dan saudarinya.
Kadang-kala kita harus menderita karena melakukan suatu hal yang kita yakini kebenarannya. Kita dapat berdoa memohon rahmat ketekunan dalam berbuat kebajikan sepanjang hidup kita.
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.