Di Bait Allah, Imam Besar menerima kanak-kanak Maria. Ia akan ditempatkan di antara para gadis yang dipersembahkan bagi kepentingan doa dan pelayanan Bait Suci. Imam Besar mencium serta memberkati kanak-kanak suci itu, ia tahu bahwa Tuhan telah merancangkan suatu hal besar baginya. Kanak-kanak Maria tidak menangis atau pun merengek dan kembali kepada orangtuanya. Ia datang dengan amat girangnya ke altar sehingga semua orang yang ada di Bait Allah jatuh hati kepadanya.
St. Yoakim dan St. Anna pulang kembali ke rumah mereka. Mereka memuliakan Tuhan oleh karena puteri mereka terberkati. Maria tetap tinggal di Bait Allah, di mana ia tumbuh dewasa dalam kekudusan. Maria melewatkan hari-harinya dengan membaca Kitab Suci, berdoa serta melayani para imam di Bait Suci. Ia menenun kain halus serta menjahitnya menjadi baju-baju yang indah. Maria dikasihi oleh para gadis yang lain sebab ia amat lembut hati. Maria berusaha untuk melakukan semua kewajibannya dengan sebaik-baiknya agar dapat menyenangkan hati Tuhan. Maria bertumbuh dalam rahmat Tuhan sehingga semakin nyatalah kemuliaan Tuhan.
“Santa Perawan Maria sudah barang tentu melakukan kehendak Bapa, dan baginya jauh lebih berarti menjadi seorang pengikut Kristus daripada menjadi Bunda-Nya, dan ia lebih diberkati sebagai pengikut-Nya daripada sebagai bunda-Nya. Baginya suatu kebahagiaan untuk mengandung dalam rahimnya seorang Putera yang akan ditaatinya sebagai Tuhan-nya.” ~ St. Agustinus
Sumber: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Kredit Foto: Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah, www.kuasadoa.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.