MIRIFICA.NEWS, PALANGKA RAYA – “Apa yang membuat radio tidak menarik?” tanya Errol Jonathans, fasilitator pelatihan “Menjadi Lektor dan Penyiar Radio” bagi siswa/i dan seminaris Palangka Raya. Satu per satu menyampaikan pendapatnya:
“Lebih menarik internet.”
“Lebih menarik video karena ada gambarnya.”
Errol kemudian bertanya, “Kalau teman-teman suka menonton film horror, apa yang membuat seram?”
Serentak 60 peserta pelatihan menjawab, “Suaranya.” Errol menanggapi, “Nah, supaya tidak takut lagi, matikan saja suaranya. Nanti film itu tidak menyeramkan.”
Medium suara sebagai kekuatan terampuh dalam komunikasi membuat radio tidak akan mati. Errol menegaskan, “Penyiar adalah ujung tombak siaran radio, dan radio sangat berpotensi menjadi sumber pewartaan kabar gembira.”
Lewat pelatihan ini, Errol memancing peserta menyadari bahwa menjadi lektor berarti membacakan perikop Kitab Suci dengan cara yang efektif dan mengena bagi pendengarnya. “Bila pada bacaan itu Yesus sedang menegur murid-murid-Nya (dan bisa ditujukan kepada seluruh umat-Nya), lektor yang baik dapat membacakan perikop itu seperti Yesus sedang menegur para umat yang mendengar bacaan itu,” jelas Errol.
Pelatihan yang dimulai sore ini akan berakhir lusa (27/8).
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.