Tanggapilah Kebaikan Tuhan Dengan Melakukan Kebaikan! (Markus 6:53 – 56)
Saudara-saudari….
Hari ini kita merayakan Pesta St. Paulus Miki bersama para martir Jepang. Paulus Miki adalah seorang imam Jesuit. Ia seorang imam yang pandai berkotbah. Ia ditangkap bersama beberapa orang katolik awam. Mereka disiksa. Mereka disiksa secara kejam, telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan berdarah. Mereka dihantar keliling kota untuk dipertontonkan kepada seluruh rakyat. Paulus Miki atasnama teman-temannya menulis sebuah surat kepada penguasa yang menyiksa mereka, bunyinya: “Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan Tuhan kepada kami? Sejogyanya kamu harus bergembira dan mengucap syukur atas kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada kami.”Sewaktu mereka disalibkan, dari atas kayu salib, Paulus tetap berkotbah meneguhkan iman kawan-kawannya. Akhirnya lambung mereka ditusuk dengan tombak hingga mati. Paulus Miki bersama teman-temannya tidak merasa takut menghadapi semua penganiayaan yang sangat kejam itu karena mereka sudah merasakan kebaikan Tuhan. Kekuatan Tuhan yang ada dalam diri mereka melampaui kesakitan yang dialaminya. Karena kekuatan itu, mereka sanggup menanggung penderitaan yang sangat kejam itu dengan tenang. Mereka sudah mengalami kebaikan Tuhan. Menjadi martir adalah bentuk perwujudan kasih dan cinta mereka akan kebaikan Tuhan.
Saudara-saudari…
Injil hari ini menceriterakan kebaikan Tuhan. Ketika Yesus keluar dari Perahu, orang segera datang mendekati Yesus. Orang berlarian menceriterakan kepada banyak orang bahwa Yesus datang. Mereka membawa orang sakit. Malah ada orang sakit yang diletakkan di pinggirjalan agar Yesus menjamah mereka. Apa yang dilakukan Yesus Kristus sungguh mau melukiskan hakekat Tuhan, bahwa Tuhan selalu memberi apa yang dibutuhkan manusia. Tetapi kalau kita pikirkan dari sudut kemanusiaan kita, apakah baik-baik saja kalau kita hanya menerima tanpa menanggapi kebaikan orang yang sudah berjasa kepada kita? Apakah kita tidak merasa malu kalau hanya menerima dan tidak ada usaha untuk membalas kebaikan orang lain? Betapa sering terjadi, dalam keluarga, ada anak muda, yang hanya mengeruk kekayaan orang tua tetapi tidak ada usaha dari mereka untuk memberi sumbangan kepada orangtua sesuai dengan kemampuan mereka. Mereka hanya tahu menghabiskan, sementara usaha untuk menghasilkan sesuatu, tidak ada; Ada orang yang hanya memanfaatkan kebaikan temannya, tetapi di saat temannya alami penderitaan, mereka lari tinggalkan dia seorang diri; Ada orang yang hanya memanfaatkan kebaikan Gereja, sebagai institusi tetapi tidak ada usaha untuk menghidupkan Gereja; Ada orang yang hanya teriak meminta bantuan Tuhan tetapi di saat mereka dalam keadaan baik mereka melupakan Tuhan. Bagi mereka, Tuhan hanya punya arti di saat mereka membutuhkan Dia. Apakah sikap seperti ini adalah satu bentuk perwujudan dari sikap seorang Kristen yang dewasa dan bertanggungjawab? Saya kira tidak!
Marilah saudara-saudari…
Sebagai orang Kristen yang dewasa dalam iman dan bertanggungjawab akan iman kita, ikutilah sikap yang sudah ditunjukkan oleh St. Paulus Miki dan para martir Jepang yang selalu merasa bangga menjadi orang Kristen dan merasa tidak takut menanggung penderitaan karena mempertahan imannya akan Kristus. Tuhan selalu berbuat baik kepada kita, tanggapilah kebaikanNya dengan kebaikan juga.
Kita berdoa semoga semangat hidup St. Paulus Miki dan teman-temannya selalu menjadi inspirasi hidup kita. Kita memohon kepada St. Paulus Miki dan teman-teman-nya serta Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.