Kesaksian Tentang Yesus Kristus!
Saudara-saudari… Di mata orang Yahudi, kehadiran dan pelayanan Yesus Kristus selalu saja dipertanyakan. Walaupun Yesus sudah berulang-ulang menjelaskan siapakah Dia sesungguhnya, tetapi selalu tetap dipertanyakan. Walaupun Dia membuat begitu banyak mujizat, tetapi kekuasaannya selalu dipertanyakan, malah adalah yang menganggap, bahwa kekuatan yang digunakan oleh Yesus itu berasal dari penghulu setan. Waktu mendengar tuduhan yang keliru dan salah itu, saya membayangkan perasaan Yesus. Saya yakin bahwa Dia merasa sedih dan kasihan dengan mereka; merasa kasihan dengan kedegilan iman dan hati mereka yang begitu keras. Dia datang untuk menyelamatkan mereka tetapi hati mereka begitu keras dan selalu menolak Dia.
Saudara-saudari… Lewat Injil hari ini kita bisa merasakan kepedihan hati Yesus. Orang Yahudi tetap meminta saksi untuk meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Anak Allah. Yesus sendiri berkata bahwa kalau Dia sendiri memberi kesaksian maka kesaksianNya tidak benar. Tetapi ada yang lain yang sudah memberi kesaksian tentang Dia dan kesaksian mereka adalah benar. Siapakah yang memberi kesaksian tentang Yesus bahwa Dia adalah Anak Allah? Mereka adalah:
- Yohanes Pembaptis: Dalam Injil Yohanes 1:29-34, Yohanes sudah menjelaskan kepada orang Yahudi, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Aku tidak mengenal-Nya tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air telah berfirman kepada-ku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”
- Kesaksian Nikodemus. Nikodemus seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada malam hari kepada Yesus dan berkata kepada-Nya: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yoh 3:23).
- Allah Bapa sendiri. Sewaktu Yesus dipermandikan oleh Yohanes di sungai Yordan. Lalu terdengarlah suara dari surga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Yoh 1:11; Juga pada waktu peristiwa transfigurasi di atas gunung: Ketika Dia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNya Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” Mat 17:5.
- Kitab Suci juga memberi kesaksian tentang Yesus Kristus. Dalam Yohanes 1:1-18 di sana kita membaca tentang Yesus Kristus, di mana pada awal mula adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya yaitu kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa. Dan masih banyak tulisan dalam Kitab Suci entah Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru telah memberikan kesaksian tentang Yesus Kristus sebagai Anak Allah, tetapi orang Yahudi tetap tidak percaya bahwa Dia adalah Mesias. Apapun kesaksian yang diberikan untuk meyakinkan seseorang tentang suatu kebenaran, tetapi kalau hati orangnya sudah membatu dan menolaknya, maka semua kesaksian itu samasekali tidak berguna baginya.
Saudara-saudari… Bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu siap menjadi saksi Kristus?
Marilah kita mengikuti teladan hidup santu Yohanes dan Nikodemus yang begitu berani mewartakan kepada orang lain bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Semoga kita pun memiliki prasaan yang sama seperti perasan Allah Bapa bahwa Yesus Kristus adalah Pribadi yang sangat dikasihi. Jadilah kitab yang hidup untuk Yesus Kristus, agar lewat kesaksian kita orang tahu bahwa Yesus hidup dalam diri kita.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu meneguhkan iman dan menggerakkan hati kita agar kita selalu menjadi saksi-Kristus yang setia.
Kredit Foto: Percakapan antara Nikodemus dan Yesus/wikipedia
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.