ada waktu libur ke tanah air saya mengunjungi suatu tempat. Kebanyakan orang di tempat itu tidak mengenal saya. Saya ingatkan teman seperjalanan saya supaya jangan perkenalkan saya kepada orang di kampung itu. Biarkan saya sendiri yang akan memperkenalkan diri. Kami berjalan kaki. Sewaktu kami lewat di tengah kampung, banyak orang yang melihat kami. Saya dengar orang berkomentar macam-macam dalam bahasa daerah tentang saya. Mereka kira bahwa saya tidak tahu bahasa daerah. Ada yang katakan, bahwa saya turis; ada yang katakan bahwa saya insyinur; ada yang katakan saya orang Italia. Mendengar komentar mereka yang tidak tepat sasar itu, saya berhenti dan menyapa mereka dalam bahasa daerah. Mereka semua kaget. Kemudian ada yang datang berpegangan tangan dengan saya. Kemudian saya perkenalkan diri. Sewaktu mereka tahu bahwa saya seorang pastor berasal dari kecamatan yang sama, mereka merangkul saya dan memohon maaf karena perkiraan mereka tidak benar. Kemudian mereka mengajak saya masuk rumah beristirahat sebentar.
Saudara-saudari… Hari ini kita mendengar kisah tentang Yesus kristus. Orang Yahudi mengenal Yesus hanya sebagai anak tukang kayu. Karena latarbelakang-Nya yang sangat sederhana dan miskin itu maka mereka yang dari golongan menengah atas selalu menolak dia. Mereka sama sekali tidak percaya kalau Dia adalah Mesias. Konsep mereka tentang Mesias adalah seorang yang datang dengan penuh kemegahannya dan dengan penuh wibawah. Takaran yang mereka gunakan untuk menakar Kemesiasan Yesus Kristus adalah takaran kemanusiaan.
Mereka melihat Yesus Kristus dengan kaca mata manusia. Otak mereka sangat melekat dengan soal-soal duniawi. Mereka tidak menggunakan mata hati untuk menilai siapakah Yesus Kristus? Mereka tidak mendengar bisikan hati nurani. Mata dan telinga hati mereka tertutup sehingga mereka tidak bisa melihat dan mendengar kebenaran yang diwartakan oleh Yesus Kristus. Pikiran dan hati mereka tidak tergerak sedikitpun oleh pesan-pesan para nabi bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud; dilahirkan oleh seorang perawan dan diberi nama Yesus. Mereka tidak memahami apa yang sudah dikatakan oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis sudah memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah dan kepada para muridnya, Yohanes menyebut Yesus adalah Anak Domba Allah.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sungguh mengenal Yesus Kristus? Sebagai orang Kristen, pengikut Kristus, kita sudah seharusnya sungguh mengenal dan mencintai Dia.
Tujuan hidup Kristus adalah menyelamatkan umat manusia. Sebagai orang yang diselamatkan oleh Yesus Kristus, kita pun seharusnya terus menjalankan misi keselamatan Kristus untuk sesama kita. Siapkah kita untuk meneruskan misi keselamatan Yesus Kristus? Siapkah kita untuk menderita demi keselamatan sesama?
Marilah saudara-saudari… Yesus selalu ada bersama kita. Bersama Dia pasti karya keselamatan-Nya dapat kita jalankan.
Kita berdoa semoga hati kita selalu terbuka menyambut Yesus Kristus sehingga karya keselamatan yang sudah dipercayakan kepada kita dapat kita kerjakan dengan baik.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Misionaris SVD yang berkarya di Papua New Guinea. Bertugas sebagai pembina para frater SVD dan mengajar di Catholic Theological Institute di Bomana Port Moresby dan mengajar di Xavier Institute untuk para suster dan bruder yang mau menyiapkan diri untuk mengikrarkan kaul-kaul kekal, dan membantu mereka yang bekerja di lembaga pembinaan para religious di Papua New Guinea.